Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Tanam Tebu, Pabrik Gula Ditunggu

Kompas.com - 25/03/2013, 03:47 WIB

PURBALINGGA, KOMPAS - Minat petani di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, menanam tebu dengan memanfaatkan lahan-lahan kering dan tanah tegalan tadah hujan sangat tinggi. Dalam 10 tahun terakhir, luas lahan tebu meningkat hingga 1.580 hektar. Petani berharap pemerintah merealisasikan rencana pembangunan pabrik gula yang sempat tertunda.

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan (Dintanhutbun) Purbalingga Lily Purwati, Minggu (24/3), mengatakan, lahan tebu di Purbalingga pada 2003 hanya sekitar 40 hektar, tetapi saat ini 1.620 hektar.

”Minat petani Purbalingga pada budidaya tebu sangat tinggi. Mereka terutama memanfaatkan daerah-daerah lahan kering,” katanya. Salah satu yang menjadi pemicu antusiasme menanam tebu adalah pencanangan program swasembada gula 2014.

Ketua Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPRT) Sehati Purbalingga Kisno Wiyandono mengungkapkan, meski hanya memanfaatkan lahan kering dan tanah tadah hujan, hasil yang didapat para petani cukup menjanjikan. Pasalnya, modal tanam tebu cukup rendah dibandingkan tanaman komoditas strategis lainnya, yakni Rp 4,5 juta per hektar.

Adapun produksi tebu mencapai 70 ton per hektar dan dalam satu kali tanam dapat dipanen hingga empat kali dengan usia panen rata-rata 10 bulan. Hasil panen tebu, yang hingga kini masih dijual ke Pabrik Gula (PG) Madu Kismo di Yogyakarta dan PG Sumber Harjo di Pemalang, dihargai Rp 300 per kilogram.

”Artinya, petani bisa menghasilkan setidaknya Rp 21 juta per hektar. Keuntungan ini cukup besar,” ujarnya.

Petani sangat antusias menanam tebu karena kebutuhan pasar terus meningkat mendekati dimulainya program swasembada gula 2014. Beberapa jenis tebu yang ditanam petani Purbalingga antara lain Kidang Kencana, Kentung, dan PS 881.

Namun, petani tetap berharap rencana pembangunan pabrik gula di Purbalingga yang sempat batal pada 2012 lalu kembali dilanjutkan. Harga tebu, kata Kisno, bisa lebih tinggi jika diserap pabrik gula di Purbalingga. Pasalnya, tidak lagi terbebani biaya transportasi seperti saat ini.

Pembangunan pabrik gula di Kecamatan Kemangkon, Purbalingga yang sempat digulirkan sejak 2011 dibatalkan pada 2012 setelah investor menarik diri. Pembangunan pabrik gula di Purbalingga diharapkan menyerap ribuan tenaga kerja laki-laki.

Wakil Bupati Purbalingga Sukento Ridho Marhaendrianto meminta masyarakat memperluas lahan tebu jika menginginkan adanya pabrik gula. Untuk memasok kebutuhan pabrik dibutuhkan suplai tebu dari lahan seluas minimal 11.000 hektar dengan rendemen sekitar 8 persen. Lahan yang ada baru 1.620 hektar dengan rendemen 7 persen. (GRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com