Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Tak Pernah Risau soal Harga BBM

Kompas.com - 22/04/2013, 01:59 WIB

”Kalau cuma sumpah serapah dan cacian, saya sudah kebal,” kata Tonton.

Inspirasi

Mereka lantas mengubah strategi. Sampah anorganik dan organik warga dibeli dengan biaya sendiri. Penghasilan Rp 400.000 per bulan disisihkan hingga 50 persen untuk membeli sampah. Mereka juga menjadi ”polisi sampah”. Wilayah pengawasan mereka adalah bantaran Sungai Cikapundung, mencegah warga membuang sampah ke sungai.

”Awalnya memang berat dan penuh air mata. Namun, yang terpenting adalah munculnya kepedulian warga. Saat ini, di RW 011 sudah terbentuk kelompok sadar sampah dan lingkungan, yaitu ’my darling’ dan SI,” kata Dewi.

Kemandirian itu mendapatkan perhatian. Banyak pihak memberikan bantuan, mulai mesin penggilingan sampah, pembuatan kompos padat dan cair, hingga alat pembuat gas. Beberapa unit pengolahan sampah Kota Bandung di Sekelimus, Cipadung, dan PD Kebersihan hingga Bali serta Jambi juga terinspirasi menerapkannya.

”Kami juga diundang berbagi pengalaman di Jambi, Bali, dan rencananya Kalimantan Tengah,” ujar Dewi yang berprofesi sebagai tukang ojek.

Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda, yang sempat berkunjung ke Cibangkong, berjanji mengadopsi langkah warga ini di seluruh TPS di Bandung. Saat ini, ada 164 TPS di Kota Bandung. Bila hal itu bisa dilakukan, Ayi yakin volume pengangkutan sampah bisa dikurangi 1.000 ton dari total volume 1.500-1.700 ton per hari.

Ayi seperti berharap semangat warganya bisa mempertahankan julukan ”heroik” bagi ibu kota Jabar ini sebagai ”Bandung Lautan Api”. Ia dan warga lain tak rela kota itu menyandang julukan lautan sampah hanya karena ketidaktahuan tentang manfaat sampah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com