Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Tewas Saat Lorong Bawah Tanah Runtuh

Kompas.com - 15/05/2013, 03:53 WIB

Jayapura, Kompas - Lebih dari 40 pekerja tambang PT Freeport Indonesia, yang tengah mengikuti pelatihan di lorong bawah tanah di area Big Gossan di Kabupaten Mimika, Papua, Selasa (14/5) pagi, terjebak reruntuhan. Dinding di lorong bawah tanah runtuh pada sekitar pukul 07.42 WIT.

Saat peristiwa terjadi, tiga orang berhasil menyelamatkan diri. Namun, pekerja lainnya tak sempat menghindar sehingga akhirnya terjebak reruntuhan. Pada pukul 20.00, empat dari 37 pekerja berhasil diselamatkan tim respons dari Freeport Indonesia dan dibawa ke rumah sakit Tembagapura.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Komisaris Besar Papua I Gde S Jaya mengatakan, dua orang ditemukan tewas di bawah reruntuhan lorong bawah tanah. Kedua jenazah belum diketahui identitasnya. ”Informasi ini kami peroleh dari laporan Kepala Kepolisian Resor Mimika Ajun Komisaris Besar Jermias Rontini,” katanya.

Menurut Gde, kecelakaan itu terjadi di ruang kelas 11, yang berada sekitar 500 meter dari mulut tambang bawah tanah. ”Tiba-tiba, bebatuan dari atas ruang itu runtuh ke bawah. Para karyawan yang tengah berada di ruang seluas 55 meter persegi akhirnya terperangkap di dalamnya. Saat itu, di ruang kelas dilaporkan ada lebih dari 40 pekerja,” tuturnya.

Temuan dua korban tewas dibenarkan oleh PT Freeport Indonesia, yang melakukan pencarian korban. ”Emergency Response Group dan tim keselamatan Freeport saat ini terus mencari dan menyelamatkan korban lainnya,” kata Vice President Corporate Communications Freeport Indonesia Daisy Primayanti.

Menurut Daisy, tingkat kesulitan yang dihadapi sangat tinggi dan membutuhkan waktu sehingga tak mudah menembus lorong bawah tanah. ”Mereka bertarung melawan waktu untuk mencari dan terus berupaya menyelamatkan korban lainnya. Kami memberikan dukungan dan doa bagi karyawan beserta keluarganya,” tuturnya.

Daisy menambahkan, perusahaannya telah melaporkan insiden tersebut ke Inspektur Pertambangan di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik B Soetjipto menyatakan turut berdukacita kepada keluarga korban dan mendukung pencarian. ”Prioritas utama kami adalah untuk mencari dan menyelamatkan serta memastikan karyawan kami aman,” ujarnya.

Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengatakan, PT Freeport Indonesia memiliki sistem dan perangkat memadai untuk mengevakuasi korban. ”Meski demikian, kami tetap turut membantu proses tersebut. Setelah proses evakuasi selesai, kami akan menyelidiki untuk mengetahui apakah ada unsur pidana dalam peristiwa itu atau murni kecelakaan.

Area Big Gossan merupakan salah satu area tambang bawah tanah milik Freeport Indonesia yang memiliki potensi besar. Selain Big Gossan, perusahaan tambang AS itu juga memiliki area bawah tanah lain, seperti Kucing Liar, Grasberg Block Cave, dan Deep Ore Zone. Selama ini, proses penambangan bawah tanah di area itu menggunakan sistem ambrukan. Big Gossan berada tepat di atas pabrik pengolahan bijih.

Meskipun disebut tambang bawah tanah, posisi Big Gossan berada pada 2.500-3.200 meter di atas permukaan laut. Area tambang itu berada di dalam perut gunung yang menjadi bagian dari Pegunungan Jayawijaya.

Menara masjid ambrol

Sementara dari Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, polisi masih menyelidiki penyebab ambruknya menara Masjid Agung Ahmad Bakrie, yang menyebabkan dua pekerja tewas dan empat lainnya luka-luka. Saat ini korban yang luka-luka masih dirawat di RSUD Abdul Manan Kisaran, dengan kondisi yang terus membaik.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Asahan Ajun Komisaris Fahrizal menjelaskan, sampai saat ini belum ada tersangka dalam kasus tersebut. ”Ada empat warga yang kami mintai keterangan, tetapi sebagai saksi,” ujarnya saat dihubungi dari Medan.

Peristiwa itu terjadi Senin pagi lalu. Saat itu, enam pekerja tengah membangun lantai menara masjid di ketinggian 20 meter. Lantai itu rencananya untuk penempatan pengeras suara. Namun, lantai yang masih basah itu tiba-iba ambrol.

Dua pekerja, Ahmad Khairullah (24) dan Yuliono (25), tewas karena jatuh dan tertimpa material bangunan. Keduanya warga Desa Pon, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai. Adapun empat pekerja lainnya mengalami luka patah tulang dan lecet. (JOS/MHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com