Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasional Penambangan Freeport Akan Dievaluasi

Kompas.com - 18/05/2013, 03:40 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis

TIMIKA, KOMPAS.com — Gubernur Papua, Lukas Enembe, menyatakan akan melakukan evaluasi terhadap kegiatan pertambangan PT Freeport Indonesia. Langkah ini diambil menyusul runtuhnya terowongan bawah tanah Big Gossan Mil 74 Distrik Tembagapura, Selasa (14/5/2013). 

"Ini adalah insiden dengan jumlah korban terbanyak dalam sejarah pertambangan ini dimulai pada 1967," kata Enembe, di Bandara Mozes Kilangin, Timika, seusai berkunjung ke Tembagapura, Jumat (17/5/2013) siang. Meski tak bisa ke lokasi reruntuhan terowongan, dia mengaku sempat menyaksikan proses evakuasi yang masih berlangsung melalui layar monitor pemantau di Tembagapura.

Enembe tidak dapat mendatangi lokasi reruntuhan karena jalan tambang di Ridge Camp Mil 72 masih diblokade pekerja tambang yang menggelar aksi solidaritas. Blokade juga membuat PT Freeport Indonesia menghentikan operasional tambang.

Kepada para pekerja yang melakukan aksi solidaritas itu, Enembe menyatakan keprihatinan dan belasungkawa dari pemerintah dan dirinya sendiri. Dia juga meminta blokade jalan tambang tak memengaruhi prosedur perawatan tambang karena fasilitas itu butuh perawatan terus-menerus.

Sementara Juru Bicara PT Freeport Indonesia, Daisy Primayanti melalui siaran pers menyatakan tim penyelamat telah membuka dua akses untuk peralatan berat dapat memasuki lokasi reruntuhan. Penggunaan alat berat diharapkan bisa mempercepat evakuasi para korban yang masih terjebak reruntuhan.

Daisy juga menyampaikan bahwa berdasarkan proses verifikasi perusahaan, jumlah pekerja yang ada di lokasi ketika terowongan runtuh adalah 38 orang. Dengan telah diketemukannya 15 pekerja hingga Jumat (17/5/2013) petang, sebut dia, maka masih ada 23 pekerja lain yang terperangkap. 

Semula diduga ada 39 pekerja terjebak di lokasi ketika terowongan runtuh. "Kemudian terungkap bahwa satu pekerja bisa meloloskan diri tanpa terluka," ujar Daisy.

Dari 15 pekerja yang sudah terevakuasi, 10 di antaranya selamat. Dari jumlah itu, enam pekerja tetap dirawat di RS SOS Tembagapura, sedangkan empat pekerja yang lain dirujuk ke salah satu rumah sakit di Jakarta. "Kondisi (mereka yang dirujuk ke Jakarta) stabil dan terus membaik," imbuh dia.

Menurut Daisy, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Rozik B Soetjipto sudah menemui keluarga 23 pekerja yang belum ditemukan. Kepada keluarga, Rozik menyampaikan perkembangan terkini dari upaya evakuasi yang dilakukan tim penyelamat. "Saat ini sebagian besar keluarga dari 23 pekerja sudah berada di Tembagapura, diinapkan di perumahan perusahaan," kata Daisy.

Terowongan bawah tanah Big Gossan di Mil 74 Tembagapura, runtuh menimpa puluhan pekerja PT Freeport Indonesia yang tengah mengikuti pelatihan, Selasa (14/5/2013). Proses evakuasi berjalan lambat karena evakuasi hanya bisa menggunakan peralatan ringan.

Dalam siaran pers sebelumnya, Rabu (15/5/2013), Rozik mengatakan, upaya penyelamatan cukup sulit dilakukan karena terbatasnya ruang di terowongan dan ancaman runtuhan susulan. Tim penyelamat, sebut dia, hanya bisa menggunakan peralatan ringan dan manual seperti penghancur batu, gergaji, dan kereta dorong. "Bukan alat-alat berat," jelas dia saat itu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    APJAJI Keluhkan Tarif Batas Tas Tiket Pesawat Tak Kunjung Direvisi, Maskapai Bisa Bangkrut

    APJAJI Keluhkan Tarif Batas Tas Tiket Pesawat Tak Kunjung Direvisi, Maskapai Bisa Bangkrut

    Whats New
    Bakal Jalankan Program Penjaminan Polis, LPS: Tugas Berat

    Bakal Jalankan Program Penjaminan Polis, LPS: Tugas Berat

    Whats New
    Menperin Sebut Dumping Jadi Salah Satu Penyebab PHK di Industri Tekstil

    Menperin Sebut Dumping Jadi Salah Satu Penyebab PHK di Industri Tekstil

    Whats New
    Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

    Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

    Whats New
    Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

    Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

    Whats New
    Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

    Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

    Whats New
    Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

    Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

    Whats New
    Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

    Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

    Whats New
    Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

    Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

    Whats New
    Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

    Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

    Whats New
    Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

    Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

    Whats New
    Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

    Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

    Whats New
    Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

    Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

    Whats New
    Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

    Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

    Whats New
    Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

    Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com