Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Kunjung Beres, Nasabah Primaz Datangi Mapolda Jabar

Kompas.com - 27/05/2013, 17:56 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Ratusan nasabah PT. Peresseia Mazekadwisapta Abadi (Primaz) didampingi Kuasa Hukum mendatangi Mapolda Jawa Barat, di Jalan Soekarno - Hatta, Bandung, Senin, (27/5/2013), untuk melaporkan pelaku penipuan investasi emas oleh perusahaan tersebut.

Mereka datang pukul 12.00 WIB, diterima oleh bagian Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar. "Pelaporan ini dilakukan setelah sebulan lebih nasabah tidak mendapatkan kejelasan mengenai nasib dana investasi di Primaz," kata Kuasa Hukum ratusan korban tersebut, Jefry M. Hutagalung kepada wartawan di Mapolda Jabar.

Jefry menjelaskan, ada 255 - 300 nasabah yang menjadi korban, dengan kerugian mencapai Rp. 80 - 90 miliar. Sementara itu untuk keseluruhan Bandung, yakni, berjumlah 1.000 nasabah yang tertipu dengan kerugian Rp 350 miliar. "Korbannya hampir sepertiga jumlah penduduk Bandung," kata Jefry.

Sebelumnya sempat terjadi kasus yang sama di Jakarta, dengan kerugian Rp. 2 ,4 Triliun. "Polda Metro Jaya saat ini sedang mengusut tuntas dan memburu pelakunya," jelasnya.

Jefry menambahkan, modus penipuan investasi emas ini ada dua macam, yakni, bentuk fisik dan gadai. Dijelaskan, modus fisik, yakni, nasabah dipersilahkan membeli emas dengan dijanjikan akan diberi bunga 2,5 persen , jika pembeli membeli emas 30 persen dari nilai wajar.

Modus kedua, nasabah dipersilahkan membeli emas gadai. "Namun yang jelas, nasabah membayar dan mereka tidak menerima emas, namun hanya bunga 2,5 per bulannya," jelas Jefry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menperin Sebut Dumping Jadi Salah Satu Penyebab PHK di Industri Tekstil

Menperin Sebut Dumping Jadi Salah Satu Penyebab PHK di Industri Tekstil

Whats New
Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

Whats New
Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Whats New
Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Whats New
Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Whats New
Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Whats New
Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Whats New
Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Whats New
Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Whats New
Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Whats New
Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Whats New
Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Whats New
Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Whats New
Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Whats New
Luhut Bantah Negara Tak Mampu Biayai Program Makan Siang Gratis

Luhut Bantah Negara Tak Mampu Biayai Program Makan Siang Gratis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com