Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elpiji Langka, Distributor Mengaku Tak Ada Masalah Pasokan

Kompas.com - 05/06/2013, 14:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha mengaku selama ini tidak ada masalah dengan pasokan elpiji oleh PT Pertamina (Persero), yang mengakibatkan kelangkaan elpiji 3 kilogram dan 12 kilogram di pasar.

Ketua DPP Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi mengungkapkan selama ini sebenarnya tidak ada pengurangan pasokan elpiji dari Pertamina. Dia juga mengklaim bahwa distributor tidak berani menaikkan harga elpiji secara langsung.

"Kami akan mengecek seluruh agen distribusi untuk mengetahui penyebab kenaikan harga elpiji dan kelangkaan yang terjadi. Kalaupun ada, ini tidak terjadi di semua wilayah di Indonesia," ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (5/6/2013)

Dia menjelaskan akan segera mendata agen-agen distributor elpiji di berbagai wilayah di Indonesia untuk melihat perkembangan harga bahan bakar tersebut. Namun demikian, dia menyatakan untuk elpiji 12 kilogram, masyarakat seharusnya tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkannya karena ada banyak elpiji di luar Pertamina yang tersedia di pasaran.

Sebagaimana diketahui, beberapa hari ini masyarakat dihadapkan pada masalah kelangkaan elpiji, baik yang 12 kilogram maupun 3 kilogram, dan kondisi tersebut membuat harga elpiji membubung tinggi. Untuk yang 12 kg di beberapa wilayah Jabodetabek bahkan tembus hingga Rp 100.000 per tabung dari harga normal Rp 72.000 kg per tabung.

Sementara itu untuk elpiji 3 kg, harga juga naik hingga di atas Rp 15.000 dari harga resmi sebesar Rp 13.500 per kg.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

Whats New
Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Whats New
Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Whats New
Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com