Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerahasiaan Nasabah Dipersoalkan, Bank Asing Angkat Koper dari Swiss

Kompas.com - 02/07/2013, 12:48 WIB

ZURICH, KOMPAS.com — Selama ini, Swiss menjadi negara penting bagi industri perbankan global dalam menjalankan bisnis private banking, yang memungkinkan nasabah menyembunyikan hartanya tanpa khawatir terendus petugas pajak negara asal.

Bisa dipastikan, bank-bank yang membuka layanan private banking memiliki cabang di Swiss. Namun, belakangan ini kondisi itu berangsur berubah. Bank-bank mulai angkat koper dari negara yang terletak di Pegunungan Alpen ini.

Berdasarkan data asosiasi bank asing Swiss, jumlah bank asing yang beroperasi di Swiss menyusut cukup signifikan, yaitu menjadi 129 pada akhir Mei, dari sebelumnya sebanyak 145 bank pada akhir 2012.

Jumlah aset yang dikelola juga anjlok signifikan menjadi sekitar 900 miliar dollar AS lantaran para nasabah menarik dana mereka dari Swiss. Padahal, sebelumnya, dana nasabah asing yang tersimpan di negara ini mencapai 2 triliun dollar AS.

Bagi bank, kaburnya dana nasabah tentu saja membuat bisnis private banking tak lagi menarik. Akhirnya, bank-bank asing yang ada di negara ini memilih untuk ikut-ikutan hengkang.

Perginya bank asing dari Swiss setidaknya terlihat dari keputusan yang dilakukan oleh berbagai perusahaan. Lloyds Banking Group Plc, bank yang berbasis di Inggris dengan fokus pembiayaan properti, memilih menjual bisnis private banking kepada perusahaan Swiss, Union Bancaire Privee.

Union Bancaire Privee sebelumnya juga telah membeli bank asal Spanyol yang membuka unit bisnisnya di Swiss, Banco Santander SA.

Pada 2009, bank asal Jerman, Commerzbank AG, terlebih dulu melepas bisnis private banking  yang ada Swiss, demikian juga yang dilakukan oleh ING Groep NV.

Dalam waktu dekat ini, penjualan unit bisnis private banking kemungkinan juga akan terjadi, kali ini dilakukan oleh HSBC Holdings Plc, bank asing terbesar di Swiss. Hal itu setidaknya pernah diisyaratkan oleh CEO perseroan, Stuart Gulliver, pada Mei lalu.

Sementara itu, perusahaan asuransi Italia, Assicurazioni Generali SpA, juga mulai menjajaki penjualan unit bisnisnya yang telah beroperasi di Swiss selama 140 tahun, BSI Group. Perusahaan keuangan lain terlihat mulai mengkaji langkah serupa.

Seiring dengan itu, aksi merger dan akuisisi akan marak terjadi di Swiss. "Ada pengaruh bagi bank-bank yang menyediakan jasa private banking itu," ujar Felix Wenger, direktur lembaga konsultan bisnis, McKinsey & Co.

Dalam riset yang dirilis McKinsey terlihat, satu dari tiga bank asing yang beroperasi di Swiss telah ditinggalkan nasabah pada 2012. Masih dari riset itu, satu dari enam bank mencatatkan kerugian akibat hengkangnya dana nasabah itu.

"Akibatnya, banyak perusahaan yang mulai mengkaji, apa keuntungan mempertahankan bisnisnya di Swiss," tulis McKinsey.

Hilangnya kerahasiaan nasabah di perbankan Swiss terjadi setelah sejumlah negara mendesak negara tersebut membuka identitas para nasabah asing dalam rangka mengejar pajak.

Sebelumnya, Amerika Serikat menginvestigasi beberapa bank asing yang memiliki bisnis di Swiss lantaran dugaan penyimpangan pajak.

Bank yang diinvestigasi itu di antaranya adalah HSBC dan UBS AG. Langkah serupa juga dilakukan Perancis dan Jerman di mana potensi pajaknya "dicuri" oleh perbankan Swiss.

Besarnya tekanan itu akhirnya memaksa Swiss ikut gabung dalam kelompok negara-negara Eropa untuk memberantas penggelapan pajak dengan menghilangkan privilege nasabah yang selama ratusan tahun telah menjadi trade mark bank asal Swiss.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Haji Khusus dan Haji Furoda, Apa Bedanya?

Haji Khusus dan Haji Furoda, Apa Bedanya?

Whats New
Potensi Ekonomi Syariah Besar, BSI Gelar Pameran Produk Halal

Potensi Ekonomi Syariah Besar, BSI Gelar Pameran Produk Halal

Whats New
AXA Mandiri Lakukan Penyesuaian Premi Imbas dari Tingginya Inflasi Medis

AXA Mandiri Lakukan Penyesuaian Premi Imbas dari Tingginya Inflasi Medis

Whats New
Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Whats New
Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi

Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi

Whats New
Kinerja 'Paylater Multifinance' Tetap 'Moncer' di Tengah Gempuran Produk Perbankan

Kinerja "Paylater Multifinance" Tetap "Moncer" di Tengah Gempuran Produk Perbankan

Whats New
Kian Bertambah, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 19,75 Juta

Kian Bertambah, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 19,75 Juta

Whats New
Erick Thohir Resmikan Antara Heritage, Jadi Ikon Destinasi Wisata Sejarah dan Jurnalisme

Erick Thohir Resmikan Antara Heritage, Jadi Ikon Destinasi Wisata Sejarah dan Jurnalisme

Whats New
Medco Energi Bantu Ratusan Petani di Sumsel Budidaya Karet Organik

Medco Energi Bantu Ratusan Petani di Sumsel Budidaya Karet Organik

Whats New
Kemendag Fasilitasi Verifikasi Penyelidikan Antisubsidi Produk Aluminium Ekstrusi asal Indonesia oleh AS

Kemendag Fasilitasi Verifikasi Penyelidikan Antisubsidi Produk Aluminium Ekstrusi asal Indonesia oleh AS

Whats New
 IHSG Koreksi Tipis, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.000

IHSG Koreksi Tipis, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.000

Whats New
Komitmen PGN Perluas Pemanfaatan Gas Bumi di HUT ke-59

Komitmen PGN Perluas Pemanfaatan Gas Bumi di HUT ke-59

Whats New
Kementerian ESDM Lelang 5 Blok Migas di IPA Convex 2024, Ini Daftarnya

Kementerian ESDM Lelang 5 Blok Migas di IPA Convex 2024, Ini Daftarnya

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha Paytren Aset Manajemen

OJK Cabut Izin Usaha Paytren Aset Manajemen

Whats New
Fluktuasi Bitcoin Sedang Tinggi, Investor Diminta Pahami Kondisi Pasar

Fluktuasi Bitcoin Sedang Tinggi, Investor Diminta Pahami Kondisi Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com