Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Usaha MInta Lutfi Tidak Buat Kebijakan Spekulatif

Kompas.com - 12/02/2014, 17:04 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Harapan pengusaha kepada sosok Muhamad Lutfi sangat sederhana. Pengganti Gita Wirjawan itu diharapkan bisa menjaga kebutuhan 9 bahan pokok dan inflasi, serta tak mengulangi membuat kebijakan yang spekulatif.

"Kalau menurut kita, 6 bulan dia tidak bisa berbuat sesuatu (banyak). Kita hanya berharap dia bisa menjaga 9 kebutuhan bahan pokok, agar tidak ada kenaikan harga-harga. Itu yang harus dilakukan," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi kepada Kompas.com, Jakarta, Rabu (12/2/2014).

Sofjan menekankan, agar indeks harga konsumen dapat dijaga. Pasalnya, jika inflasi naik, maka dampaknya akan langsung dirasakan pula oleh dunia usaha. Selain itu, ia juga meminta Lutfi untuk mem-follow up kebijakan yang sudah baik, warisan Gita Wirjawan. Menurutnya, Lutfi tidak perlu membuat peraturan menteri yang aneh.

Paska disahkannya UU Perdagangan, Selasa lalu, ia pun berharap Lutfi segera membuat aturan pelaksanaan. Utamanya, kata dia yang berkaitan dengan pemenuhan 9 bahan pokok.

Hal senada juga disampaikan oleh Natsir Mansyur. Ketua Asosiasi Pengusaha Gula dan Tepung Indonesia (Apegti) itu menuturkan, persoalan yang ditinggalkan Gita memang banyak, dari perdagangan dalam negeri, sampai internasional.

"Terutama membenahi tataniaga impor. Saya kira dengan waktu singkat Pak Lutfi ini minimal mengurangi masalah yang ada. Impor pangan dari tahun ke tahun, gula merembes, daging, minimal bisa dikurangi lah persoalan itu," terang Wakil Ketua Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah dan Bulog itu, kepada Kompas.com.

Ia berharap, Kemendag di bawah komando Lutfi juga bisa mengkoordinasikan kementerian terkait dalam hal ketersediaan lima komoditas pangan penting, yaitu gula, daging, beras, jagung, dan kedelai.

Distribusi bahan pangan sampai saat ini dinilai belum efisien, yang menyebabkan impor masih tinggi. Di sisi lain, produksi yang minim juga menjadi kontributor utama pilihan impor. Dengan perhitungan antara suplai dan permintaan, serta koordinasi yang baik antar kementerian, kebijakan spekulatif pun tak perlu muncul.

"Jangan lagi mengulangi buat kebijakan spekulatif, kebijakan coba-coba. Seperti kemarin itu kan coba-coba, daging, gula, cabai, beras, buktinya masih saja ada masalah," kata Natsir.

Baik Sofjan maupun Natsir berharap pemerintah bisa melibatkan dunia usaha dalam membuat kebijakan, apalagi dengan akan dibentuknya Komite Perdagangan Nasional sesuai amanat UU Perdagangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bangun Smelter, Tahun Ini ADMR Alokasikan Capex hingga 250 Juta Dollar AS

Bangun Smelter, Tahun Ini ADMR Alokasikan Capex hingga 250 Juta Dollar AS

Whats New
Simak, 6 Tips Menjaga 'Work Life Balance'

Simak, 6 Tips Menjaga "Work Life Balance"

Work Smart
Haji Khusus dan Haji Furoda, Apa Bedanya?

Haji Khusus dan Haji Furoda, Apa Bedanya?

Whats New
Potensi Ekonomi Syariah Besar, BSI Gelar Pameran Produk Halal

Potensi Ekonomi Syariah Besar, BSI Gelar Pameran Produk Halal

Whats New
AXA Mandiri Lakukan Penyesuaian Premi Imbas dari Tingginya Inflasi Medis

AXA Mandiri Lakukan Penyesuaian Premi Imbas dari Tingginya Inflasi Medis

Whats New
Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Whats New
Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi

Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi

Whats New
Kinerja 'Paylater Multifinance' Tetap 'Moncer' di Tengah Gempuran Produk Perbankan

Kinerja "Paylater Multifinance" Tetap "Moncer" di Tengah Gempuran Produk Perbankan

Whats New
Kian Bertambah, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 19,75 Juta

Kian Bertambah, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 19,75 Juta

Whats New
Erick Thohir Resmikan Antara Heritage, Jadi Ikon Destinasi Wisata Sejarah dan Jurnalisme

Erick Thohir Resmikan Antara Heritage, Jadi Ikon Destinasi Wisata Sejarah dan Jurnalisme

Whats New
Medco Energi Bantu Ratusan Petani di Sumsel Budidaya Karet Organik

Medco Energi Bantu Ratusan Petani di Sumsel Budidaya Karet Organik

Whats New
Kemendag Fasilitasi Verifikasi Penyelidikan Antisubsidi Produk Aluminium Ekstrusi asal Indonesia oleh AS

Kemendag Fasilitasi Verifikasi Penyelidikan Antisubsidi Produk Aluminium Ekstrusi asal Indonesia oleh AS

Whats New
 IHSG Koreksi Tipis, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.000

IHSG Koreksi Tipis, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.000

Whats New
Komitmen PGN Perluas Pemanfaatan Gas Bumi di HUT ke-59

Komitmen PGN Perluas Pemanfaatan Gas Bumi di HUT ke-59

Whats New
Kementerian ESDM Lelang 5 Blok Migas di IPA Convex 2024, Ini Daftarnya

Kementerian ESDM Lelang 5 Blok Migas di IPA Convex 2024, Ini Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com