Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggalkan Karier, Catur Sukses Bisnis Kemasan Makanan Beromzet Miliaran

Kompas.com - 25/04/2014, 07:35 WIB


KOMPAS.com -
Kemampuan melihat peluang bisnis menjadi kunci kesuksesan Catur Jatiwaluyo. Menyadari akan kebutuhan kemasan kertas dan plastik makin tinggi di industri kuliner lokal maupun luar negeri, Catur bersama dua rekannya bekerjasama mendirikan perusahaan kemasan bernama PT Paperocks Indonesia.

Dia menduduki posisi direktur di dalam perusahaan ini. Beroperasi sejak 2011 di kawasan industri Newton Technopark, Lippo Cikarang, Paparocks memasok berbagai kemasan plastik dan kertas ke hampir 100 perusahaan di Indonesia.

Beberapa produk yang diproduksi seperti gelas kertas, kertas pembungkus nasi, kotak kertas, mangkuk sup, gelas es krim, tatakan, juga alas makanan. Jika Anda mampir ke restoran cepat saji atau gerai kopi yang menjamur belakangan ini, bisa dipastikan produk-produk seperti ini selalu digunakan.    

Beberapa perusahaan besar yang menjadi pelanggan produknya adalah pelaku bisnis kuliner seperti KFC, Nestle, dan Burger King. Ini beberapa contoh merek asing di Indonesia yang membeli produk kemasan dari Paperocks.

Beberapa perusahaan waralaba makanan dan minuman pun ikut menggunakan kemasan miliknya. Misalnya, Kopi Brontoseno dari Kediri. "Di Indonesia hanya perusahaan besar seperti Mc Donald's, Pizza Hut, dan California Fried Chicken (CFC) yang belum menjadi pelanggan kami," ujarnya.

Saat ini komposisi persentase penjualan untuk ekspor dan penjualan di dalam negeri masih relatif sama. Dia bilang, Australia dan Jerman merupakan beberapa negara tujuan ekspor Paperocks. Sistem penjualan ekspornya dengan cara produk dikirim ke distributor di negara tersebut. Lantas distributor itu yang mengurus pengiriman selanjutnya ke perusahaan yang membutuhkan.

Sementara, pembeli yang langsung berhubungan dengan Paperocks adalah beberapa maskapai penerbangan seperti Singapore Airlines dan Etihad Airways. "Kontrol kualitas perusahaan-perusahaan penerbangan itu ketat sekali," kata Catur.  

Dia berharap perekonomian Indonesia dan dunia bisa terus membaik. Jika geliat ekonomi terus terjadi dengan ditandai ekspansi usaha perusahaan makanan dan minuman, ini akan menguntungkan perusahaan yang ia jalankan.

Catur optimistis, komposisi persentase ekspor ke depannya dapat tumbuh menjadi 60% dari total penjualan. Gaya hidup masyarakat di negara maju seperti Australia dan Jerman membuat Catur merasa target tersebut cukup beralasan.

Ia mengamati, karakter masyarakat di negara maju mau menggunakan pembungkus kertas setiap kali berbelanja. Berbeda dengan masyarakat di Indonesia yang masih menggunakan pembungkus plastik.

Dari produksi di pabrik seluas 5.000 meter persegi (m²) tersebut, Paperocks mampu mencetak penjualan di pasar domestik sebesar Rp 18 miliar per tahun. "Jika ditambah ekspor, omzet bisa mencapai Rp 40 miliar per tahun," ujarnya.

Permintaan kemasan diperkirakan terus tumbuh. Ini disokong oleh ekspansi waralaba resto di Indonesia. Catur yakin, pertumbuhan penjualan kemasan Paperocks bisa mencapai 40 persen–50 persen per tahun.

Tinggalkan karier

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 2008 menjadi titik balik kesuksesan Catur Jatiwaluyo di dunia bisnis. Pasca krisis ekonomi itu, ia bersama dua orang rekannya mendirikan PT Paperocks Indonesia yang fokus menggarap pasar domestik.

Ceritanya bermula ketika Catur diajak Dillon Sutandar dan Philip Sumali untuk bekerjasama mendirikan usaha. Ketika itu, bisnis kemasan milik kedua temannya itu tengah limbung diterpa krisis.

Gara-gara krisis, kedua temannya banyak kehilangan pesanan, baik di pasar ekspor maupun pasar domestik. Lantaran sepi order, pabrik kemasan milik temannya ini tidak jalan. “Teman saya lagi kebingungan, sebab dia punya aset tapi tidak jalan,” kenang Catur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com