Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Rupiah Tidak Layak Menguat

Kompas.com - 09/06/2014, 18:46 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara menyatakan ada anggapan yang kurang tepat dalam benak masyarakat bahwa merosotnya nilai tukar rupiah adalah sebuah kerugian.

Dia mencoba memandang dari sisi lain, bahwa melemahnya rupiah atas dollar AS, adalah kesempatan untuk menggenjot nilai ekspor.

"Ada anggapan yang menurut kami kurang tepat bahwa kalau rupiah melemah itu buruk, rupiah menguat itu baik. Negara-negara eksportir seperti Korea, Jepang itu justru ingin kursnya melemah. Karena mereka ingin ekspornya tinggi, dan impornya melemah," kata Mirza dalam fit and proper test di Komisi XI, DPR RI, Jakarta, Senin (9/6/2014).

Mirza menyindir banyak pihak yang menginginkan rupiah menguat dan tidak menyadari bahwa neraca perdagangan Indonesia terpuruk. Setelah sempat mencetak surplus di awal tahun, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit hampir 2 miliar dollar AS pada April 2014.

Defisit neraca perdagangan disebabkan impor bahan bakar minyak yang tinggi, sedangkan ekspor yang berbasis komoditas terkerek turunnya permintaan CPO.

Dia juga menengarai struktur industri yang kurang baik, akan membahayakan saat pertumbuhan ekonomi tinggi. Alasannya, pada akhirnya impor barang pun menjadi tinggi.

"Pertumbuhan ekonomi yang ditopang impor itu membuat defisit besar, akhirnya kurs melemah. Pada intinya kalau kita memiliki neraca perdagangan positif, kita layak memiliki rupiah menguat. Kalau defisit, kita tidak layak mempunyai kurs menguat, karena akan membuat problemnya menjadi terlalu besar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelindo Petikemas Lanjutkan Transformasi di 32 Terminal Peti Kemas

Pelindo Petikemas Lanjutkan Transformasi di 32 Terminal Peti Kemas

Whats New
Per 1 Juni 2024, Beli Elpiji 3 Kg Wajib Tunjukkan KTP

Per 1 Juni 2024, Beli Elpiji 3 Kg Wajib Tunjukkan KTP

Whats New
Temui Direktur APO untuk Fiji, Sekjen Kemenaker Bahas Kebijakan Pengupahan

Temui Direktur APO untuk Fiji, Sekjen Kemenaker Bahas Kebijakan Pengupahan

Whats New
Menhub Targetkan Kereta Otonom di IKN Bisa Diuji Coba pada Agustus 2024

Menhub Targetkan Kereta Otonom di IKN Bisa Diuji Coba pada Agustus 2024

Whats New
BRI Life Bakal Tawarkan Asuransi Mikro dengan Premi sampai Rp 200.000

BRI Life Bakal Tawarkan Asuransi Mikro dengan Premi sampai Rp 200.000

Whats New
Menteri PUPR Sebut Penerapan MLFF Bisa Ubah Perilaku Masyarakat Lebih Taat Hukum

Menteri PUPR Sebut Penerapan MLFF Bisa Ubah Perilaku Masyarakat Lebih Taat Hukum

Whats New
SRC Himpun 250.000 Toko Kelontong Sepanjang Kuartal I 2024

SRC Himpun 250.000 Toko Kelontong Sepanjang Kuartal I 2024

Whats New
IHSG Menguat 1,08 Persen, Rupiah Terkoreksi

IHSG Menguat 1,08 Persen, Rupiah Terkoreksi

Whats New
Penjelasan Menteri Basuki Soal Tapera: Bukan Dipotong, Terus Hilang

Penjelasan Menteri Basuki Soal Tapera: Bukan Dipotong, Terus Hilang

Whats New
Simak, Kelebihan Instrumen Investasi Syariah untuk Calon Investor

Simak, Kelebihan Instrumen Investasi Syariah untuk Calon Investor

Earn Smart
Allianz Syariah Cetak Kontribusi Peserta Baru Rp 870 Miliar pada 2023

Allianz Syariah Cetak Kontribusi Peserta Baru Rp 870 Miliar pada 2023

Whats New
Konsumsi Elpiji 3 Kg Diproyeksi Bengkak 4,4 Persen di 2024

Konsumsi Elpiji 3 Kg Diproyeksi Bengkak 4,4 Persen di 2024

Whats New
LPS Sebut Tapera Bakal Pengaruhi Daya Beli Masyarakat

LPS Sebut Tapera Bakal Pengaruhi Daya Beli Masyarakat

Whats New
Kelancaran Transportasi Jadi Tantangan di RI, RITS Siap Kerja Sama Percepat Implementasi MLFF

Kelancaran Transportasi Jadi Tantangan di RI, RITS Siap Kerja Sama Percepat Implementasi MLFF

Whats New
Sebelum Kembali ke Masyarakat, Warga Binaan Lapas di Balongan Dibekali Keterampilan Olah Sampah

Sebelum Kembali ke Masyarakat, Warga Binaan Lapas di Balongan Dibekali Keterampilan Olah Sampah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com