Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengembangkan Indonesia Timur dengan Arus Laut

Kompas.com - 23/06/2014, 15:09 WIB
Windoro Adi

Penulis


SANUR, KOMPAS.com
– Kawasan Indonesia Bagian Timur (IBT) akan meraih banyak keuntungan dengan pembangkit listrik tenaga arus laut (dan sungai). Sebab, arus laut dan sungai di sejumlah lokasi di kawasan IBT, bisa menghasilkan 70 persen dari potensi listrik yang dihasilkan oleh arus laut di Indonesia sebesar 15.000 megawat.

Selain ramah lingkungan, dan berbiaya murah, perangkat pembangkit listrik yang kini dikembangkan oleh Nurani Indah Paramita dan ke-12 kawannya telah didisain sederhana dan bisa dirawat oleh tenaga lulusan STM saja.

Demikian disampaikan Nurani, dan Deus Titus Deus Prizfelix, beberapa saat setelah menerima modal kerja sebesar Rp 1,9 miliar dari Bank Mandiri setelah tim mereka, T Files, merebut juara pertama, “Mandiri Young Technopreneur, 2011”.

Deus adalah salah satu anggota tim T Files. Acara penyerahan tersebut berlangsung di Museum Senirupa Arma,di Ubud, Bali, Sabtu (21/6). Penyerahan dilakukan Dirut Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, di dampingi Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta. Selain menyerahkan modal kerja, Budi juga menyerahkan bantuan senilai Rp 1 miliar lebih kepada pengelola Desa Pengotan, Bangli, untuk membiayai program pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Potensi listrik

Deus mengutip hasil survei PLN mengatakan, potensi listrik yang dihasilkan dari arus laut di seluruh Indonesia mencapai 15.000 megawat. “Sebanyak 70 persen potensi tersebut ada di wilayah IBT,” ucapnya. 

Oleh karena itu, lanjutnya, PLN dan lembaga instansi terkait lainnya sebaiknya segera mengembangkan terminal terminal pembangkit listrik tenaga arus laut untuk mendorong kawasan IBT mengejar ketertinggalan dengan kawasan Indonesia bagian barat.

“Peningkatan tenaga listrik bisa dilakukan secara hybrid (kombinasi), lalu dievaluasi, mana yang paling menguntungkan,” ucapnya.

Deus mengatakan, arus laut paling berpotensi di IBT antara lain di Selat Alor, Sungai Memberamo di Papua, sebagian pantai di Larantuka, Flores, dan Selat Sape yaitu selat yang memisahkan Lombok dan Nusa Tenggara Barat.

“Jalur arus terderas di lintasan perairan di Indonesia membentang dari Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat,” papar Deus.

Bertahap

Paramita menambahkan, pengembangan terminal-terminal pembangkit listrik arus laut ini bisa direalisasikan secara bertahap. Ia pun berbicara pada Sudikerta mengusulkan agar jaringan Pembangkit Listrik Jawa Bali (PJB) yang selama ini mengandalkan enerji dari air, batubara dan solar, diubah.

“PJB dipecah, Jawa sendiri, Bali sendiri saja. Biarlah Bali hanya menggunakan pembangkit listrik tenaga arus laut seperti yang sudah kami buat di Pulau Penida, Bali. Lebih ramah lingkungan, lebih murah, dan lebih mudah perawatannya,” ucapnya.

Paramita yakin, arus laut di sepanjang pantai Bali dan pulau pulau di sekelilingnya mampu memenuhi kebutuhan listrik Bali. Ia mengatakan, instalasi pembangkit listrik arus laut buatan timnya, selain produknya ramah lingkungan dan murah, perawatannya pun murah.

“Kalau pembangkit listrik tenaga uap, tenaga air, tenaga solar, batubara maupun sel solar membutuhkan tehnisi tehnisi khusus yang mahal, maka perawatan produk kami cukup dilakukan lulusan STM, sementara pembangkit listrik tenaga biogas, kita masih jauh dari siap dalam skala besar,”  papar Paramita. Sudikerta pun berjanji akan menyampaikan usulan tersebut kepada direksi PLN dan menteri BUMN.

Instalasi sederhana

Sejak sebulan lalu, Mita dan timnya telah membangun instalasi pembangkit listrik tenaga arus laut di Pantai Pulau Penida. Instalasi tersebut mampu menyalakan 25 lampu jalan di pantai sepanjang satu kilometer, dan pasar di dua desa di sana yaitu Desa Toya Pakeh, dan Banjar Nyuh.  istrik yang dihasilkan mencapai 10 kilowatt (KW).  Proyek inilah yang memenangkan “Mandiri Young Technopreneur, 2011”.

Saat Kompas.com mengunjungi lokasi berdirinya pembangkit listrik tenaga arus laut tersebut, bentuk instalasinya sangat sederhana. Sebatang pipa besi sepanjang enam meter ditegakkan dengan konstruksi rangka besi.

Bagian ujung yang masuk ke bawah permukaan air laut dipasangi baling-baling berdiameter satu meter dengan posisi horizontal. Bagian ujung lainnya yang berada di atas dipasangi turbin pembangkit listrik berukuran 1,5 X 1 meter. Dari kotak turbin muncul kabel listrik yang sudah berarus listrik yang dihubungkan dengan lampu-lampu jalan di tepian pantai dan pasar.

Sepengamatan Kompas.com, bentuk pembangkit listrik ini jauh lebih kecil ketimbang bentuk pembangkit listrik serupa di sejumlah negara lain. Kata Paramita, untuk mengecilkan ukuran perangkat pembangkit listrik dan meningkatkan dayanya, timnya telah melakukan serangkaian percobaan.

“Kami bekerja keras memperkecil dan memperingan ukuran pembangkit listrik ini, agar tidak lagi harus diangkut dengan kapal dan dipasang dengan tongkang dan alat-alat berat lainnya. Bagian-bagiannya pun kami buat bisa dirakit,” ucap Paramita.

Lebih murah

Di sisi lain, lanjut Deus, kalau pembangkit listrik di sejumlah negara lain baling baling pembangkit listrik baru berputar dengan arus laut minimal 2,5 meter per detik maka, alat pembangkit listrik kami hanya membutuhkan arus laut 0,5 meter per detik. Bongkar pasang dan pemeliharaan pembangkit listrik ini pun sudah diperbaiki disainnya sehingga bisa dipasang dan dipelihara oleh tenaga lulusan STM saja.

Saat ditanya tentang keunggulan produk timnya pada aspek pembiayaan, Paramita menegaskan, “jauh lebih murah.” 

“Sebagai pembanding, sebelum membeli satu pembangkit listrik dari luar negeri dengan kapasitas yang sama dengan produk kami, satu departemen membutuhkan biaya survei saja sebesar Rp 9 miliar. Itu belum membeli dan membangun instalasi pembangkit listriknya yang biayanya sampai puluhan miliar bahkan bisa sampai triliunan. Kami hanya membutuhkan dana Rp 1,9 miliar sampai pembangkit listrik buatan kami beroperasi,” ucap Paramita.

Untuk menambah daya listrik, lanjut Deus, pipa besi bagian bawah di permukaan air laut cukup ditambah dengan sejumlah baling-baling lain. “Baling-baling disusun ke bawah, seperti menyusun daging sate. Dengan demikian hemat ruang. Maksimal tiga susun baling-baling. Lebih dari itu, pipa besi dan konstruksinya harus diubah,”  ujar Deus.

Pada bagian lain Paramita dan Deus mengeluhkan rumitnya birokrasi yang  dilalui timnya. “Kami butuh waktu satu tahun sampai keluar ijin pemasangan pembangkit listrik ini. Semua dokumen ijin yang kami buat pun, rangkap 11. Padahal waktu yang dibutuhkan sampai pembangkit listrik beroperasi, hanya enam bulan. Padahal lagi, ini kan bukan proyek komersial,” sesal Paramita.

Pada bagian lain Budi mengatakan, bank yang dipimpinnya masih akan terus mengembangkan dan memperkenalkan para tehnokrat muda handal lewat program, “Mandiri Young Technopreneur”.

“Kami akan terus memberi mereka pancing, dan bukan ikan. Selebihnya menjadi tanggungjawab mereka mengembangkan diri,” tutur Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

Whats New
Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Whats New
Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Whats New
Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com