Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sehari, Uang yang Ditukar Masyarakat di Monas Tembus Rp 4,1 Miliar

Kompas.com - 16/07/2014, 13:18 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyediakan uang tunai dalam jumlah besar untuk keperluan masyarakat pada hari raya Idul Fitri. Animo masyarakat dalam menukarkan uangnya pun sangat besar.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI Lambok Antonius Siahaan mengungkapkan bank sentral melayani penukaran uang sejak tanggal 1 Juli lalu hingga 25 Juli mendatang. Secara nasional, jumlah uang yang telah ditukarkan sejak tanggal 1 Juli mencapai Rp 800 miliar.

"Dari tanggal 1 sudah Rp 14,1 miliar dan jumlah penukar 5.050 orang di Monas. Kemarin (1 hari saja) Rp 4,1 miliar. Di Monas saja," kata Lambok di Lapangan IRTI, Rabu (16/7/2014).

Lambok mengungkapkan, pada dasarnya nominal uang yang paling banyak ditukarkan masyarakat adalah uang pecahan kecil, yakni di bawah Rp 20.000. Bank sentral memperkirakan kebutuhan uang tunai selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri mencapai Rp 118,5 triliun. Adapun uang tunai yang disediakan BI mencapai Rp 190 triliun.

"Penarikan uang dari BI secara total Rp 49,9 triliun. Tidak semua untuk penukaran, ada yang bayar THR. Pecahan kecil Rp 6,5 triliun, pecahan besar Rp 43,3 triliun," ujar Lambok.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur BI Ronald Waas mengungkapkan bank sentral melihat terdapat peningkatan permintaan uang tunai setiap tahunnya.

"Total kita perkirakan kebutuhan sekitar Rp 118,5 triliun untuk selama bulan Ramadan. Yang disediakan BI bisa sampai Rp 190 triliun sampai dengan tanggal 25 Juli. Tiap tahun meningkat. Tahun ini kita pekirakan naik 14,9 persen," ungkap Ronald.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

Whats New
Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Whats New
Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Whats New
Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com