Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Ramli: Atasi Masalah APBN Tidak Harus Menaikkan Harga BBM

Kompas.com - 10/09/2014, 09:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
- Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli menegaskan, untuk memenuhi defisit anggaran negara (APBN) tidak harus mengurangi subsidi BBM dan lainnya yang mencapai Rp 300 triliun.

"Melainkan harus melakukan terobosan ekonomi kreatif, berani, memotong biaya perjalanan pejabat, dan menegakkan hukum," ujar Rizal Ramli pada wartawan di Jakarta, Selasa (9/9/2014).

Rizal menyebutkan, misalnya pertama, menghapus mafia Migas dengan menegakkan hukum, di mana negara dirugikan Rp 10 triliun per tahun, sehingga harga BBM lebih mahal dua kali lipat dari seharusnya. Kedua, membangun kilang minyak sehingga tidak perlu harus mengirim minyak mentah ke Singapura.

“Singapura memperoleh keuntungan 10 persen dan besarnya tambahan biaya produksi mencapai 25 persen. Itulah yang membuat harga BBM mahal. Tapi, kalau bisa membangun kilang sendiri, harganya bisa ditekan sampai setengahnya,” ujarnya.

Ketiga, pemerintah harus berusaha menekan biaya recovery produksi BBM. Sekarang ini produksi minyak turun, namun ongkos recovery-nya naik 200 persen.

“Ternyata, besarnya ongkos itu akibat salah urus. Kalau 30 persen saja dari ongkos bisa dihemat berarti negara menyelamatkan Rp 96 triliun,” ujarnya.

Menurut Rizal Ramli sekarang ini biaya recovery Rp 96 triliun itu salah urus dengan membeli diesel generator-solar untuk listrik (PLN) dan negara harus subsidi sampai sekitar Rp 107 triliun.

“Selain itu bisa memotong anggaran perjalanan dinas pejabat negara. Dulu anggaran untuk Gus Dur hanya Rp 2,5 triliun, dan kini menjadi Rp 31 triliun lebih kecil dari anggaran pertanian yang hanya Rp 15 triliun. Harusnya dipotong Rp 10 triliun, sisanya untuk pertanian dan menambah gizi dan protein anak-anak bangsa ini dengan memakan telur, agar menjadi generasi yang sehat dan cerdas,” ujarnya.

Menurut Rizal Ramli, dengan penghematan juga akan membuka lapangan kerja bagi ratusan ribu petani dan peternak ayam.

“Jadi, jangan menggampangkan masalah anggaran dengan harus menaikkan harga BBM. Padahal, ruang fiskal masih banyak jika mau kerja keras. Apalagi menaikkan harga BBM akan membuat sekitar 150 juta rakyat menderita,” katanya. (Johnson Simanjuntak)

baca juga: Ini Sumber-sumber Pemborosan di RAPBN 2015

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar RUPS, OASA Rombak Jajaran Komisaris dan Direktur 

Gelar RUPS, OASA Rombak Jajaran Komisaris dan Direktur 

Whats New
Wall Street Ditutup Mayoritas Hijau, Sentimen Suku Bunga The Fed Masih Membayangi

Wall Street Ditutup Mayoritas Hijau, Sentimen Suku Bunga The Fed Masih Membayangi

Whats New
Menimbang Manfaat Asuransi Kesehatan di Tengah Mahalnya Biaya Medis

Menimbang Manfaat Asuransi Kesehatan di Tengah Mahalnya Biaya Medis

Whats New
Industri Kendaraan Listrik Diyakini Dapat Ciptakan Lapangan Kerja Baru

Industri Kendaraan Listrik Diyakini Dapat Ciptakan Lapangan Kerja Baru

Whats New
Kemenhub Sediakan Bus dan Truk untuk Mudik Gratis Nataru, Ini Lokasi dan Kota Tujuannya

Kemenhub Sediakan Bus dan Truk untuk Mudik Gratis Nataru, Ini Lokasi dan Kota Tujuannya

Whats New
[POPULER MONEY] Jokowi Minta Bank Jangan 'Parkir Duit' di SBN Dkk | QRIS Bakal Bisa Digunakan di Jepang dan Arab Saudi

[POPULER MONEY] Jokowi Minta Bank Jangan "Parkir Duit" di SBN Dkk | QRIS Bakal Bisa Digunakan di Jepang dan Arab Saudi

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Desember 2023

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Desember 2023

Whats New
Merangkul Nasabah Pensiunan

Merangkul Nasabah Pensiunan

Whats New
Cara Daftar Autodebet BPJS Kesehatan Bank BRI

Cara Daftar Autodebet BPJS Kesehatan Bank BRI

Whats New
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

Whats New
Kemenag Siapkan Layanan Haji 2024, Seleksi Petugas Mulai Desember

Kemenag Siapkan Layanan Haji 2024, Seleksi Petugas Mulai Desember

Whats New
Di COP 28 Dubai, Bos MedcoEnergi Ungkap Mulai Nonaktifkan Bisnis Batu Bara

Di COP 28 Dubai, Bos MedcoEnergi Ungkap Mulai Nonaktifkan Bisnis Batu Bara

Whats New
Intip Gaji Pensiunan Polisi, dari Tamtama sampai Purnawirawan Jenderal

Intip Gaji Pensiunan Polisi, dari Tamtama sampai Purnawirawan Jenderal

Work Smart
Rayakan HUT Pertama Komunitas GGC, Alumni Utarakan Manfaat Praktikkan NLP dalam Berbisnis

Rayakan HUT Pertama Komunitas GGC, Alumni Utarakan Manfaat Praktikkan NLP dalam Berbisnis

Whats New
BI Jajaki Perluasan Penggunaan QRIS di Jepang hingga Arab Saudi

BI Jajaki Perluasan Penggunaan QRIS di Jepang hingga Arab Saudi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com