Anggota tim anti-mafia migas Agung Wicaksono menuturkan, dalam setahun, Pertamina mengeluarkan biaya 13 miliar dollar AS untuk mengimpor premium. Dia juga mengatakan, berdasarkan informasi dari Pertamina, rencana kilang yang akan dibangung juga menelan biaya 13 miliar dollar AS –kilang dengan kapasitas 300.000 barel per hari (bph).
“Jadi Anda bayangkan, impor (Premium) satu tahun itu bisa untuk membangun, kalau Plaju itu dibangun 1930, maka bisa untuk membangun kilang 80 tahun,” ucap Agung, di Jakarta, Rabu (17/12/2014).
Dia bilang, impor BBM dari luar negeri adalah "penyakit" yang beresiko terhadap ketahanan energi. Oleh karenanya, biaya yang begitu besar untuk impor perlu dialihkan untuk pembangunan kilang.
Anggota tim lainnya, yakni Darmawan Prasodjo mengatakan, dari data yang dipaparkan Pertamina, kapasitas kilang terpasang sebesar 1,39 juta bph. Namun operasional kilang pada 2012 lalu hanya 81 persen, dan pada 2013 sedikit meningkat menjadi 83 persen.
“Intinya biaya operasionalnya berjalan terus, tapi produktivitasnya berkurang. Sehingga, cost per barel processing menjadi mahal,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.