Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melorot, Investasi Bisa Terganggu

Kompas.com - 06/03/2015, 10:34 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengkhawatirkan pelemahan nilai tukar mata uang Garuda menembus level Rp 13.000 per dollar AS.

Kepala BKPM Franky Sibarani menyadari pelemahan rupiah akan mengganggu ekspansi investasi yang eksisting.

“Bisa jadi investasi yang sedang berjalan, kemudian dia (mau) melakukan perluasan, bisa jadi menunda,” kata Franky ditemui di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Kamis (5/3/2015).

Kendati demikian, Franky menengarai untuk investasi eksisting yang berorientasi ekspor akan tetap melajutkan ekspansinya. “Karena kalaupun harus impor, (hasilnya) mereka akan ekspor lagi,” jelas Franky.

Sementara itu, untuk investasi baru, Franky yakin tidak akan banyak terpengaruh pelemahan rupiah. Para calon investor diyakini tidak akan menunda untuk membenamkan modalnya di Indonesia.

“Investasi yang masuk ke BKPM sudah mempertimbangkan banyak hal. Melemahnya rupiah dengan sebagian besar industri kita yang masih menggunakan barang modal impor, para calon investor tentu sudah bisa memperhitungkan. Mereka tidak akan menunda,” kata Franky.

Pada pembukaan pasar Kamis (5/3/2015), nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat terlempar ke level terendah sejak 1998. Rupiah pagi tadi sempat bertengger di level 13.047 per dollar AS.

Di pasar spot, Kamis (5/3/2015) pukul 14.00 WIB, rupiah terhadap dollar AS melemah 0,26 persen menjadi berada di level 13.030 dibanding penutupan hari sebelumnya. Adapun kurs tengah Bank Indonesia mencatatkan rupiah melemah 0,45 persen di level 13.022.

Sementara itu, pada penutupan perdagangan Kamis (5/3/2015), disinyalir karena intervensi Bank Indonesia, mata uang Garuda menguat tipis sebesar 0,5 poin menjadi 12.990 per dollar AS.

baca juga: Susi: Pelemahan Rupiah Menguntungkan Bagi Kemandirian Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Trafik Pengiriman Lion Parcel Naik 40 Persen Selama Ramadhan 2024

Trafik Pengiriman Lion Parcel Naik 40 Persen Selama Ramadhan 2024

Whats New
OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

Whats New
Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

Whats New
Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Whats New
Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Whats New
Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Work Smart
J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

Whats New
Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Whats New
Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Whats New
Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Whats New
Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Whats New
Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Targetkan Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Targetkan Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Whats New
Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Whats New
Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Whats New
Proyek Perpanjangan Kereta Cepat sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Proyek Perpanjangan Kereta Cepat sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com