Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Luhut Panjaitan akan Bangun PLTU di Kaltim

Kompas.com - 06/04/2015, 18:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Langkah pemerintah mencanangkan program percepatan pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW mendorong perusahaan tambang batubara masuk ke bisnis pembangkit listrik, tak ketinggalan perusahaan tambang batubara milik Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan, PT Toba Bara Sejahtra Tbk.

Emiten berkode TOBA ini  melalui anak usahanya PT Trisensa Mineral Utama berencana membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Mulut Tambang alias mine mouth power plant.

Direktur Keuangan PT Trisensa Mineral Utama Elim Khiat menuturkan pihaknya memang sudah mengajukan permohonan untuk mendapatkan perizinan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk membangun PLTU mulut tambang.

"Untuk kapasitasnya tunggu saja, nanti kalau sudah ada perizinannya, apalagi kita mau RUPS tanggal 16 April. Kalau sudah ada RUPS baru jelas keputusannya,'ujar Elim khiat kepada KONTAN, Senin (6/4).

Menurut Elim Khiat, perusahaannya memperkirakan dana yang disiapkan untuk pembangunan PLTU mulut tambang itu sebesar 6 juta dollar AS. Dana itu akan berasal dari berbagai sumber termasuk dana internal, pinjaman dan lain-lain. "Saat ini masih terlalu dini untuk membicarakan detail untuk pemberitaan," beber dia.

PLTU mulut tambang itu akan dibangun di konsesi tambang milik Trisensa Mineral Utama. Asal tahu saja, Trisensa memiliki izin operasi produksi di atas konsesi pertambangan seluas 3.414 hektar di wilayah kecamatan Loa Janan, Muara Jawa, Sanga- Sanga, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.

Izin usaha produksi itu didapatkan pada tanggal 14 Desember 2010 dan berlaku 13 tahun sampai dengan 14 Desember 2023. Sumber daya batubara yang dimiliki Trisensa Mineral Utama sebanyak 43 juta ton.

Total produksi batubara Trisensa Mineral Utama pada tahun 2014 sebanyak 1,4 juta ton dengan kandungan kalori batubara berkisar 4700 kcal/kg hingga 5800 kcal/kg.

Head of Investor Relations PT Toba Bara Sejahtra Iwan Sanyoto membenarkan bahwa perusahaannya memang memiliki rencana untuk membangun PLTU mulut tambang. Meski demikian, ia mengaku belum ada rencana detail tentang pembangunan PLTU tersebut.

"Semua perusahaan batubara pasti ingin melakukan diversifikasi usaha dengan membangun pembangkit listrik batubara, tetapi untuk kami sendiri hingga kini belum ada rencana detail," ujarnya.

Sementara itu, untuk tahun 2015 ini, PT Toba Bara Sejahtra menargetkan produksi batubara sebanyak 6 juta sampai 8 juta ton batubara. Angka ini tidak  berbeda dengan produksi batubara pada tahun 2014 sebesar 8,1 juta ton.

Angka produksi yang tak banyak berubah ini sesuai dengan rencana pertambangan yang disusun oleh manajemen perusahaan dengan mengedepankan efisiensi di tengah penurunan harga batubara dunia sebagai akibat dari adanya over supply.

Selain Trisensa, Toba Bara juga memiliki dua konsesi batubara yang sudah berproduksi yaitu, PT Adimitra Baratama Nusantara dan PT Indomining. Selama tahun 2015 ini, TOBA  mengalokasikan belanja modal antara 10 juta dollar AS sampai 14 juta dollar AS.

Dana itu akan digunakan untuk menambah fasilitas produksi, peralatan seperti conveyor dan alat berat, dan sisanya untuk kompensasi tanah. Angka belanja modal ini juga tak beda jauh dengan realisasi belanja modal perusahaan selama tahun 2014 sebesar 11,8 juta dollar AS. (Agustinus Beo Da Costa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com