Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Jadi LKM, Koperasi Minta Pendampingan OJK

Kompas.com - 02/05/2015, 21:09 WIB
Yoga Sukmana

Penulis



BANDUNG, KOMPAS.com -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan sosialisi memperkenalkan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) berbadan hukum ke berbagai daerah. Berbagai koperasi pun menjadi salah satu sasaran sosialisasi tersebut. Namun, tak semua koperasi siap untuk menjadi LKM.

Di Bandung misalnya, Ketua Koperasi Syariah Kesejahteraan Umat Syaiful Arif mengaku masih memiliki masalah modal dan manajerial untuk menjadi LKM. Ia pun meminta pendampingan kepada OJK. "Harapan kami berharap ada pendampingan dari sisi managerial dan bantuan modal," ujar Syaiful Arif di Bandung, Jumat (1/5/2015).

Dia menjelaskan, dari sisi modal, koperasi yang saat ini memiliki 3.500 anggota itu memiliki modal Rp 1,5 miliar. Menurutnya, modal tersebut tak memenuhi batasan modal usaha berbadan hukum mikro yang jumlahnya di atas modal koperasinya. Lalu dari sisi manajemen, Syaiful juga mengatakan bahwa pengelolaan koperasi masih sangat sederhana berdasarkan pengetahuan pengelola koperasi. Jika dibandingkan pengelolaan perbankan, ia menyebut jelas jauh berbeda. "Kami belum tahu petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis transformasi dari koperasi ke Lembaga Keuangan Mikro Syariah atau LKMS," keluh Syamsul.

Sementara itu, Kepala Pengambangan LKM OJK Harsbur Peridia mengatakan bahwa OJK pasti akan memberikan pendampingan kepada koperasi yang akan menjadi LKM. Namun untuk pemberian suntikan dana, OJK memastikan tak akan memberi bantuan tersebut. "Untuk supporting managerial tentu ada, tapi kalau modal tidak ada. Modal yang disetor LKM berdasarkan cakupan wilayah usaha desa atau kelurahan itu Rp 50 juta, untuk LKM Kecamatan Rp 100 juta, dan untuk kabupaten atau kota Rp 500 juta. Jadi modal yang dimiliki Koperasi Pak Syaiful itu tiga kali lipat," kata dia.

Sebelumnya, OJK memberikan tenggat waktu hingga 8 Januari 2016 kepada lembaga keuangan mikro (LKM) untuk berbadan hukum. Seperti diketahui, wasit industri keuangan itu mengeluarkan peraturan bagi LKM mengantongi izin operasional dari OJK tahun ini.

Meski sudah diberlakukan, OJK masih memberikan waktu transisi. Saat ini terdapat 637.838 LKM yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, masih ada 19.334 LKM yang belum berbadan hukum.

Menurut OJK, izin kepemilikan usaha cukup penting dengan tujuan untuk meminimalisasikan kesalahan dan penyalahgunaan. Bisnis LKM hampir sama dengan bisnis perbankan karena menghimpun dana dari masyarakat. Pemerintah pun akan memberikan sanksi bagi para LKM atau LKMS yang melewati batas waktu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, KemenKop UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, KemenKop UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Whats New
Melirik Undangan Digital, Solusi Modern dan Praktis di Era Teknologi

Melirik Undangan Digital, Solusi Modern dan Praktis di Era Teknologi

Rilis
Kemenperin: Investasi China di RI Capai Rp 451,7 Triliun dalam 4 Tahun Terakhir

Kemenperin: Investasi China di RI Capai Rp 451,7 Triliun dalam 4 Tahun Terakhir

Whats New
5 Cara Transfer BRI ke DANA, Pakai HP hingga ATM

5 Cara Transfer BRI ke DANA, Pakai HP hingga ATM

Spend Smart
Standard Chartered Tunjuk Rino Donosepoetro Jadi Cluster CEO

Standard Chartered Tunjuk Rino Donosepoetro Jadi Cluster CEO

Whats New
Cara Transfer BRI ke BRI di ATM dan BRImo di HP

Cara Transfer BRI ke BRI di ATM dan BRImo di HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com