Pada inspeksi mendadak Pasar Kramatjati dan Pasar Modern BSD City, Setya Novanto, didampingi Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon dan anggota komisi IV DPR RI Firman Subagio, Robert J Kardinal, serta pihak Kementerian Pertanian yang diwakili Dirjen Holtikultura Spudnik Sujono.
"Saya terima kasih ke Presiden dan Pemerintah yang sudah melakukan operasi pasar secara serentak. Jadi, kelihatan pemerintah sudah melakukan koordinasi secara baik," ujar Setya, Selasa (16/6/2015).
Setya mengakui ada beberapa bahan pokok yang harganya bergejolak, tapi tidak terlalu mendasar. Namun, secara keseluruhan harga-harga relatif stabil. Dia berharap pasokan pasar bahan-bahan tersebut tidak menipis menghadapi puasa dan lebaran.
"Kami melihat harga-harga di sini stabil dan tentu kita harap pemerintah terus mengadakan peninjauan dan melihat langsung. Kita harapkan ke depan tetap terjaga. Ini tentu kita akan koordinasikan dan tinjau terus supaya jangan sampai ada gejolak harga yang berlebihan," ujarnya.
Setelah sidak di Pasar Induk Kramatjati, rombongan DPR melanjutkan sidak ke Pasar Modern BSD City. Tak jauh berbeda, di pasar modern ini harga-harga bahan pokok juga terpantau stabil.
"Harga di pasar ini kenaikkannya tidak begitu signifikan, hanya sekitar tiga persen untuk memasuki bulan Ramadhan. Kami akan terus berkoordinasi dengan pemerintah supaya stok semua barang seperti daging, telur dan beras kenaikannya tidak signifikan," ujar Setya.
"Pedagang di sini relatif lebih disiplin dan bisa menjaga agar di tingkat pelanggan tidak terjadi gejolak. Pedagang di sini bisa menjadi contoh untuk pedagang di seluruh Indonesia," katanya.
"Kami melakukan sidak ini karena ada informasi bahwa harga kebutuhan pokok naik secara signifikan, namun ternyata tidak demikian. Kami akan terus memantau keadaan ini sehingga harga bisa terkontrol," tambahnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Spudnik Sujono mengatakan bahwa operasi pasar akan digelar di 12 pasar ritel yang ada di wilayah Jakarta. Adapun kedua belas titik itu merupakan tahap pertama operasi pasar ritel.
Operasi pasar akan dilakukan di Pasar Minggu, Kebayoran Lama, Palmerah, Cikini, Kampung Bahari, Kalibaru, Grogol, Kramat Jati, Jatinega, Rawasari, Klender dan Pasar Depok.
"Saya baru rapat kemarin dengan Bulog, setiap hari kita lakukan operasi pasar. Untuk tahap pertama, ada di 12 pasar ritel. Lokasi-lokasi yang sudah kita inventarisir yang kira-kira harga bawangnya agak mahal, kita masuk ke sana," papar Spudnik.
Spudnik mengatakan, rencana operasi pasar ritel dalam menjaga bahan pokok terutama bawang merah dilakukan dalam 10 hari. Akan tetapi, bila fluktuasi harga bahan pokok itu tak kunjung membaik maka operasi pasar akan terus dilakukan hingga menjelang Lebaran.
"Ini nanti kita lihat 10 hari. Kalau harga bagus, turun, artinya ibu-ibu rumah tangga sudah banyak yang merasa memenuhi stok. Kita geser ke pasar lain," katanya.
Dengan begitu, operasi pasar akan gencar dilakukan mulai saat ini. Hal itu dilakukan agar pemerintah dapat terus memantau suplai dan kebutuhan di pasar.
"Kita lakukan operasi pasar mulai hari ini. Sebetulnya dari kemarin, cuma saya koordinasikan langsung ke ritel. Kalau ini kan titik pusatnya, tidak bisa menjangkau ibu rumah tangga. Jadi dicoba ke ritel. Jadi, kalau semua ibu rumah tangga sudah punya stok, tentu kan tidak beli lagi dia," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Sabtu (13/6/2015) lalu Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) menggelar operasi pasar bawang merah di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur. Hasilnya, bila sebelumnya harga bawang merah di pasar Induk Keramatjati Rp 25.000 per kilogram, hari ini harga terpantau turun menjadi Rp 21.000 per kilogram setelah digelar operasi pasar komoditas bawang merah dengan harga Rp 17.000 per kilogram.
"Harga bawang merah turun menjadi Rp20.000. Kemarin harga Rp25.000. Berarti operasi pasar ini efektif," ungkap Mentan Amran usai meninjau operasi pasar.
Menjelang hari raya Lebaran, banyak harga kebutuhan pokok mulai naik, salah satunya bawang merah. Menurutnya, hal ini bukan karena faktor permintaan saja, melainkan faktor psikologis.
Setelah menetapkan harga bawang merah di pasar, ia tidak menginginkan adanya pedagang eceran nakal. Karena itu operasi pasar bawang merah ditujukan dijual langsung ke konsumen, bukan kepada bandar/grosir bawang merah.
"Kita menjamin kestabilan harga hingga Lebaran. Karenanya ini dijual langsung ke konsumen, bukan secara grosir. Sehingga harga di pasar akan mengikuti, kalaupun lebih mahal, tapi tidak terlalu," jelas Mentan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.