Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Syarat agar Indonesia Tak Bangkrut seperti Yunani

Kompas.com - 07/07/2015, 14:47 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Rendahnya rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) bukan jaminan bahwa sebuah negara terbebas dari ancaman krisis. Pengelolaan utang yang prudent dan penggunaan pada kegiatan produktif menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Indonesia agar tidak bangkrut seperti Yunani.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/7/2015). Enny menjelaskan, krisis Yunani berawal dari pengelolaan utang yang tidak prudent atau bijak. Salah satunya adalah besarnya jaminan sosial yang ditanggung oleh pemerintah. "Payahnya, untuk membiayai jaminan sosial itu, dari utang," kata Enny.

Utang yang digunakan untuk kegiatan non-produktif tentu saja tidak akan menghasilkan keuntungan atau untuk kegiatan refinancing atau pendanaan kembali. Di sisi lain, sumber daya ekonomi Yunani tidaklah banyak. "Negeri Para Dewa-Dewi" mengandalkan sektor pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi utama.

"Ini kan nilai tambahnya kecil. Di samping itu, ada fluktuasi. Ketika terjadi perlambatan ekonomi dunia, pasti ya sektor ini pun langsung terpengaruh signifikan," ucap Enny.

Sebagai gambaran saja, pada triwulan I-2015, PDB Yunani tercatat sebesar 241,72 miliar dollar AS dengan pertumbuhan ekonomi 0,20 persen jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, PDB per kapita Yunani sebesar 18.146,3 dollar AS, dengan tingkat pengangguran 25,6 persen.

Yunani dinyatakan gagal bayar utang sebesar 1,54 miliar euro atau setara Rp 22 triliun kepada Dana Moneter Internasioal (IMF) yang jatuh tempo pada Selasa (30/6/2015) lalu. Hingga kuartal-I 2015, utang Yunani mencapai 316 miliar euro.

Sebenarnya, Yunani sudah mendapatkan tawaran dana talangan dari Uni Eropa (UE). Namun karena persyaratan yang ketat, rakyat Yunani pun menolak. Hasil referendum atau pemungutan suara yang dilakukan warga Yunani pada Minggu (5/7/2015) menunjukkan 61,31 persen warga Yunani menolak syarat kreditor internasional tersebut.

Sebenarnya, menurut Enny, tidak ada contoh yang menunjukkan bahwa jika rasio utang sebuah negara dianggap aman terhadap PDB-nya, maka negara tersebut aman dari krisis. Hal tersebut lebih tergantung pada urusan pengelolaannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com