Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun Istana Impian melalui Reksa Dana

Kompas.com - 20/09/2015, 17:28 WIB

• Memilih jenis reksa dana yang cocok
Berdasarkan perhitungan yang Anda buat tadi, maka Anda bisa mencari reksa dana yang cocok dengan rencana keuangan Anda. Tidak semua reksadana bisa memberikan imbal hasil yang sesuai dengan harapan dan target yang sudah dibuat.

Misalnya reksa dana pasar uang. Reksadana jenis ini lebih cocok digunakan untuk menabung dalam jangka pendek, atau sekitar satu tahun. Karena itu kurang cocok untuk tempat mempersiapkan dana membeli properti. "Reksadana ini hanya untuk mempertahankan modal saja, return-nya kecil, sekitar 7 persen–8 persen," kata Edward P. Lubis, Direktur Utama Bahana TCW Investment Management.

Edward juga menilai reksa dana pendapatan tetap tidak terlalu cocok untuk menyiapkan dana pembelian properti. "Reksadana ini tidak cocok karena imbal hasilnya tidak bisa mengejar pertumbuhan harga rumah," imbuh dia.

Maklum saja, menurut hitungan Edward, imbal hasil rata-rata reksa dana pendapatan tetap yang berbasis surat utang ini cuma sekitar 8 persen–10 persen per tahun. Sementara pertumbuhan harga properti bisa melebihi angka tersebut

Karena itu, reksa dana yang paling cocok untuk menyiapkan dana pembelian rumah adalah reksa dana campuran dan reksa dana saham. Edward menyarankan, bila jangka waktu investasi tidak terlalu panjang, tempatkan dana di reksa dana campuran. Tetapi bila dana dibutuhkan untuk jangka panjang, sementara dana bisa ditempatkan di reksa dana saham. Dengan penempatan jangka panjang, investor akan terhindar dari risiko fluktuasi harga di pasar saham.

Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan saat memilih reksa dana:

Pertama, target imbal hasil yang Anda inginkan. Dengan perhitungan yang sudah Anda buat, tentu Anda bakal punya bayangan berapa kira-kira target return yang paling oke agar Anda bisa memperoleh dana sesuai dengan target.

Pilihlah reksa dana yang bisa memberikan return sesuai target yang Anda buat. Anda bisa meminta kinerja historikal dari manajer-manajer investasi. Beberapa bank yang menjadi agen penjual reksa dana biasanya juga menyediakan keterangan mengenai kinerja reksa dana yang dijual. Atau, Anda juga bisa mencoba mencari sendiri fund fact sheet reksa dana yang Anda inginkan.

Kedua, perhatikan isi dari portofolio investasi reksadana tersebut. Instrumen yang menjadi aset dasar atau underlying asset reksa dana bakal menentukan kinerja dan risiko reksadana tersebut nantinya.

Ketiga, Anda juga harus mengenali risiko reksadana yang Anda pilih. Pilih reksa dana yang asetnya sesuai dengan karakter risiko Anda. Misalnya, kalau Anda bukan tipe investor agresif, sebaiknya jangan pilih reksa dana yang banyak bermain di saham-saham lapis kedua hingga lapis ketiga.

Keempat, perhatikan juga rekam jejak manajer investasi yang menawarkan reksa dana. Jangan sampai nanti investasi Anda malah nyangkut di rekening manajer investasi yang tidak bertanggung jawab.

Jangan lupa juga kata pepatah "jangan menempatkan telur dalam satu keranjang". Ada baiknya Anda menempatkan investasi dalam beberapa reksadana. Dengan demikian, Anda bisa menyebar risiko investasi dan memperoleh imbal hasil yang lebih maksimal.

Selamat memburu rumah impian Anda.  (Francisca Bertha Vistika) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com