Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun 2019 Indonesia Punya Sapi Wagyu

Kompas.com - 11/10/2015, 07:10 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam waktu lima tahun mendatang Indonesia diperkirakan mampu memiliki sapi wagyu atau sapi Jepang yang dagingnya khusus untuk memenuhi kebutuhan pasar premium.

Head of Breeding Division PT Santosa Agrindo (Santori) Dayan Antoni di Jakarta, Sabtu (10/10/2015)  menyatakan, saat ini negara-negara yang mengembangkan sapi wagyu hanya Jepang, Australia, Selandia Baru dan Kanada.

"Sejak pertengahan 2000-an pertumbuhan konsumsi daging untuk kelas menengah ke atas atau premium, yakni pariwisata dan restoran meningkat tinggi," katanya.

Pemenuhan kebutuhan daging kelas premium tersebut, lanjutnya, berasal dari sapi jenis wagyu yang memiliki karatekteristik berbeda dengan sapi-sapi jenis lainnya.

Oleh karena itu, menurut Dayan, sejak 2007 pihaknya mendatangkan sapi wagyu bakalan sebanyak 200 ekor untuk digemukkan dan dipotong.

Pada 2011, perusahaan tersebut mulai melakukan pembibitan sendiri dan mendatangkan indukan serta pejantan wagyu. Indukan dan pejantan ini dikawinsilangkan dengan sapi brahman atau sapi lokal untuk menghasilkan wagyu Indonesia.

Menurut dia, usaha persilangan untuk menghasilkan bibit wagyu yang murni Indonesia bisa sampai 7-8 tahun dari jantan yang berbeda.

"Tiga tahun lagi kita punya wagyu F5 (hasil silangan yang ke lima). Ini sudah murni dan bisa diklaim sebagai wagyu Indonesia," kata Dayan di sela Pameran ILDEX 2015 di JIEXPO Kemayoran.

Semua bibit sapi wagyu didatangkan dari Australia genetiknya, karena negara tersebut memproduksi sapi wagyu dalam jumlah besar diluar Jepang dan Amerika.

Sementara itu, Jepang tidak mau mengekspor sapi wagyu karena sebagai kekayaan genetik nasional yang harus dilindungi. Terakhir yakni 20 tahun yang lalu Jepang mengirim sapi wagyu ke Amerika.

Dayan menyatakan, meskipun sapi wagyu merupakan sapi yang hidup di lingkungan subtropis namun mereka dapat beradaptasi di Indonesia sebagai daerah tropis, dengan baik.

"Mulai 2013 kami menghasilkan bibit silangan untuk dipotong. 2014 hasil produksinya dipotong. 2015 perusahaan sudah swasembada, mampu memproduksi daging wagyu secara mandiri," katanya.

Populasi Wagyu Santori saat ini yang tengah melalui masa pembibitan yakni 560 induk Wagyu dan 136 jantan Wagyu. Dari 136 jantan, enam ekor khusus memproduksi semen beku.

Saat ini hasil pembibitan telah menghasilkan keturunan ketiga. Diperkirakan pada 2019 akan dihasilkan Wagyu dengan bibit murni asal Indonesia.

Sementara, produksi per bulan, perusahaan menyembelih 150 ekor Wagyu, ujar Dayan, namun jumlah tersebut masih kurang dibandingkan permintaan yang membutuhkan penyediaan daging Wagyu dari 250 ekor sapi.

Saat ini, produksi Wagyu perusahaan tersebut didistribusikan untuk restoran jepang, retail, atau eceran di kawasan Jakarta dan Bali dengan pangsa pasar masing-masing 70 persen dan 30 persen. "Sektor pariwisata yang tengah bangkit dan berdaya saing mengundang permintaan Wagyu meningkat," katanya.

Dayan mengatakan, dari satu ekor sapi wagyu hanya 30 persen dari yang menjadi daging merah, sisanya menjadi produk olahan dan harganya seperti daging biasa.

Menyinggung harga daging sapi wagyu, menurut dia, nilainya empat kali lipat dari daging reguler yakni jika daging biasa Rp110.000 - Rp120.000 per kilogram, maka Wagyu Indonesia dijual hingga Rp600.000.

Sedangkan daging wagyu impor harganya bisa sampai Rp850.000 per kilogram, sementara yang asal Jepang bahkan di atas Rp 1 juta.

Sementara itu harga jual sapi hidup, menurut Dayang untuk sapi lokal sekitar Rp 13 juta untuk sapi bakalan sedangkan sapi wagyu bakalan bisa sekitar Rp 18,5 juta per ekor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com