Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa adalah Masa Depan Indonesia

Kompas.com - 23/10/2015, 13:04 WIB

Desa Membangun

Melihat peluang dan tantangan ini, Marwan mengingatkan bahwa pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla sudah menetapkan paradigma pembangunan desa, yakni dari Membangun Desa menjadi Desa Membangun. Ini merupakan cara pandang pembangunan yang  menempatkan desa dan masyarakat desa sebagai titik sentral pembangunan.

Misalnya, jika dusun/kampung maju, secara otomatis desa/daerah itu juga akan maju. Kemudian, jika daerah maju, hal itu berpengaruh terhadap kemajuan provinsi. Begitupun jika provinsi pembangunanya maju, praktis Indonesia menjadi negara maju.

Setidaknya ada tiga tantangan berat dalam menjalankan konsep Desa Membangun Indonesia. Ketiga hal itu adalah desa belum menjadi daya tarik bagi penduduk, tingginya urbanisasi karena minimnya ketersediaan lapangan pekerjaan di desa, dan masih tingginya jumlah keluarga petani miskin di desa.

Catatan menunjukkan, pada 2010, 52,03 persen penduduk tinggal di perkotaan dan 48 persen penduduk tinggal di perdesaan. Jika kecenderungan ini terus terjadi, diprediksi dalam lima dekade (1970-2020) penduduk perkotaan bertambah enam kali lipat dan sebaliknya penduduk perdesaan berkurang tiga kali lipat.

Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan menunjukkan bahwa kota masih menjadi wilayah yang sangat menarik bagi sebagian besar penduduk di Indonesia. “Kondisi desa yang masih memiliki keterbatasan dalam menyediakan lapangan kerja dan keterbatasan sarana dan prasarana menjadikan masyarakat desa berbondong-bondong menuju ke kota,” lanjutnya.

Tingginya urbanisasi karena minimnya ketersediaan lapangan pekerjaan di desa. Hal ini menunjukan bahwa kecenderungan masyarakat ingin bekerja di perkotaan dibandingkan di perdesaan karena lapangan kerja di perdesaan terbatas.

Adapun masalah tingginya jumlah keluarga petani miskin di desa bisa ditelisik dengan data bahwa jumlah keluarga petani miskin secara nasional sebanyak 3.770.740 kepala keluarga (KK). Yang paling tinggi terdapat di Provinsi Jawa Barat dengan Jumlah 680.942 keluarga. Sedangkan,  keluarga miskin paling sedikit adalah di Provinsi Papua Barat sebanyak 4.467 Keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com