Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Ramli: Susi Berani dan "Smart", Indonesia Butuh Orang Seperti Dia

Kompas.com - 11/11/2015, 10:53 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli menyatakan, Indonesia membutuhkan orang seperti Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Rizal menilai, Susi merupakan orang yang berani dan cerdas.

Hal itu disampaikan Rizal menanggapi salah satu tokoh masyarakat Jawa Barat, Eka Santosa, saat berdialog dengan  masyarakat Jawa Barat di Bandung, Selasa, (10/11/2015).

Eka menanyakan pendapat Rizal mengenai Susi yang merupakan salah satu putri asal Jawa Barat.

"Bu Susi gimana bang? Beliau orang sini (Pangandaran, Jawa Barat).  Beliau sempat bertanya, 'pantes ga saya jadi menteri?. Saya bilang, enggak usah pantes-pantes, saya bilang, kalau ada yang ngaco, jangan dihukum, sekalian tenggelamkan aja.' Jadi (Susi) itu kawan kecil saya," kata Eka.

Rizal menjawab, bahwa sosok Susi sangat dibutuhkan oleh Indonesia.

"Kalau ditanya sama kang Eka, Susi bagaiman, beliau berani dan smart. Beliau pintar di lapangan. dan di lapangan itu Indonesia butuh orang pintar juga berani seperti beliau. Kalau orang pintar tidak berani, tidak terjadi perubahan. Kalau hanya berani saja, enggak mengerti, itu premanisme," katanya.

Mendengar pernyataan itu Eka tertawa. "Eka ketawa, kayaknya soal ini ada yang dirasanya bersejarah," celetuk Rizal, yang disambut tawa hadirin.

Dia menilai apa yang dilakukan Susi sudah benar. Susi menghentikan para pelaku illegal fishing dari berbagai negara tetangga agar tak lagi membuat pelanggaran.

"Yang terjadi, kapal ikan besar, mereka tangkap ikannya, lalu dipotong dan sisanya seperti kepala dan tulangnya dibuang ke laut. Padahal orang Padang, Palembang suka banget kepala ikan. Sebenarnya dari sisanya (tulang dan kepala) bisa kita proses untuk dibuat tepung ikan sehingga kita bisa ekspor," tuturnya.

Menurut Rizal, saat ini pihaknya dengan Kementrian Perikanan dan Kelautan sedang membahas mengenai aturan penangkapan ikan.

"Kami merumuskan kebijakan, boleh nangkap ikan, boleh asal legal dan kedua harus dibangun industri di darat sehingga melahirkan lapangan pekerjaan buat rakyat, dan kita akan bisa buat tepung ikan untuk kita ekspor," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com