Atase Ketenagakerjaan KBRI Abu Dabhi, Janususila, mengatakan bahwa yang menjadi tantangan saat ini adalah pekerjaan formal di Uni Emirat Arab dapat diisi oleh tenaga kerja dari Indonesia.
"Karena banyak tenaga kerja dari negara kita yang memiliki kompetensi sesuai dipersyaratkan dalam pekerjaan formal itu," kata Janu, Jumat (5/12/2015).
Janu mencontohkan, saat ini di Abu Dhabi dan Dubai ada 85 orang Indonesia bekerja sebagai profesional, termasuk dibidang minyak dan gas. Mereka menduduki jabatan pengambil keputusan. Selain mereka, di Abu Dhabi dan Dubai ada 9.015 orang yang bekerja pada sektor formal.
"Ini artinya kompetesi tenaga kerja kita diakui di UEA. Kalau saja PPTKIS mau meng-upgrade profesionalnya, untuk mendapatkan tawaran pekerjaan sektor formal itu kesempatannya terbuka luas," tutur Janu.
Deputi Penempatan BNP2TKI Agusdin Subiantoro menanggapi positif perihal peluang kerja di UEA bagi tenaga kerja Indonesia disektor formal yang masih terbuka luas ini.
"Memang, dimungkinkan ditempuh dengan cara membuka skema penempatan Government to Privat (G to P)," katanya.
Namun, Agusdin berharap ada PPTKIS yang mau berupaya untuk menembus pasar sektor formal di UEA/PEA itu. Jika tidak ada PPTKIS yang mau menembus peluang itu, lanjut dia, harus ditempuh mekanisme G to P.
Agusdin menyatakan menyambut baik upaya yang dilakukan oleh Janususilo sebagai terobosan yang baik. Hal tersebut dapat memperluas kesempatan kerja ke luar negeri/
"Yaitu dengan menggandeng Diaspora Indonesia yang sudah menjadi tenaga profesional bekerja di UEA/PEA," kata Agusdin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.