Anwar mengatakan, Bank Indonesia dalam menjual Sertifikat Bank Indonesia (SBI) saat ini lebih banyak ditujukan untuk menumpuk cadangan luar negeri. Anwar mengingatkan otoritas moneter untuk tidak ikut-ikutan mengerek BI Rate.
"Bunga naik, sementara rupiah melemah, bagaimana dunia usaha membayar utang?" tanya Anwar.
Lebih lanjut dia bilang kesulitan dunia usaha sangat mungkin terjadi sebab mereka mencari pinjaman jangka pendek dari luar negeri.
"Bukan hanya itu, pemerintah bagaimana bayar utang? Utangnya pemerintah kebanyakan SUN, sukuk, dalam dollar," imbuh Anwar.
Anwar juga bilang, untuk bisa membayar utang luar negeri baik pemerintah maupun swasta tersebut, APBN dan cadangan luar negeri harus surplus.
"Kalau enggak, rupiah hanya laku sampai Cengkareng. Siapa yang mau?" pungkas Anwar.
Dalam pengumumannya Rabu (16/12/2015) waktu setempat atau Kamis dini hari (17/12/2015) waktu Indonesia, The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga acuan menjadi 0,25-0,5 persen.
Kenaikan suku bunga acuan dilakukan dengan mempertimbangkan membaiknya perekonomian AS.
Diharapkan suku bunga acuan tersebut akan terus naik hingga tahun depan di level 2,4 persen. Sebagaimana diketahui, sejak 2006, FFR ditahan nol persen.