Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Negara Ini Paling Rugi Akibat Jatuhnya Harga Minyak

Kompas.com - 04/01/2016, 16:45 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNNMoney
KOMPAS.com - Negara-negara penghasil minyak mentah terpukul akibat jatuhnya harga minyak. Hingga penghujung tahun 2015, harga minyak telah turun hingga di bawah 37 dollar AS per barrel, dibandingkan kisaran 100 dollar AS di pertengahan 2014 silam.

Beberapa faktor menyumbang kejatuhan harga minyak, seperti melimpahnya pasokan, keputusan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk tidak mengurangi produksi, dan perlambatan permintaan dari China.

Berikut 5 negara yang paling merugi akibat menurunnya harga minyak dunia.
1. Venezuela
Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar dunia. Pemerintah sudah bertahun-tahun menggunakan pendapatan dari minyak untuk membayar pensiun, jaminan kesehatan, jaminan sosial, bahkan untuk subsidi perumahan dan pasar. Namun, ekonomi Venezuela sudah di ambang kejatuhan, di mana inflasi melonjak 150 persen pada 2015 dan diprediksi bakal naik hingga 200 persen di 2016.

Pelemahan ekonomi ini berdampak pada goncangan politik. Awal bulan Desember lalu, partai oposisi memenangkan mayoritas suara dalam pemilu untuk pertama kalinya dalam 17 tahun.

2. Arab Saudi
Minyak menyumbang 75 persen pendapatan Arab Saudi. Ketika harga minyak jatuh, maka sektor finansial negara itu terpukul. Pemerintah mengalami defisit anggaran hingga 100 miliar dollar AS dan mencabut subsidi.

"Ini mengingatkan kita, bahkan produsen minyak dunia pun bergantung pada harga yang lebih tinggi untuk menyeimbangkan anggaran dan harga saat ini tidak mendukung," kata Kit Juckes, Global Strategist di Societe Generale.

3. Nigeria
Penghasil minyak terbesar Afrika terlilit masalah akibat jatuhnya harga minyak. Pasalnya, minyak menyumbang 75 persen pendapatan pemerintah Nigeria dan hampir 90 persen ekspor negara itu.

Jatuhnya harga minyak membuat pemerintah tak mampu membayar biaya dan beban. Media lokal melaporkan, sebagai imbas kerugian pemerintah akibat harga minyak, pegawai pemerintahan di berbagai daerah di Nigeria bahkan tak digaji selama berbulan-bulan. Nigeria pun mengalami penurunan pasokan energi dan bahan bakar minyak.

4. Rusia
Hampir separuh penerimaan pemerintah Rusia berasal dari ekspor migas. Jatuhnya harga minyak terjadi saat Rusia tengah menderita akibat sanksi ekonomi dari Barat.

Anggaran Rusia didasarkan pada harga minyak 50 dollar AS per barel, namun nyatanya harga minyak hanya 37 dollar AS. IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Rusia hanya 3,8 persen di tahun 2015 dan 0,6 persen di 2016.

5. Irak
Jatuhnya harga minyak memukul ekonomi Irak ketika pada saat bersamaan negara itu sangat membutuhkan pendapatan untuk membiayai perang melawan ISIS. Irak telah menembus rekor produksi minyak tahun 2015. Namun, meningkatnya produksi tidak menggenjot harga.

Sebenarnya Irak punya banyak pasokan minyak, namun butuh lebih banyak investasi di sektor infrastruktur untuk mengaksesnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com