Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Airbus Pecahkan Rekor Pengiriman Pesawat

Kompas.com - 13/01/2016, 17:42 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Airbus mencatat rekor pengiriman pesawat pada tahun 2015. Meskipun demikian, perusahaan manufaktur aviasi yang berpusat di Perancis ini masih belum bisa menggeser posisi Boeing sebagai produsen pesawat terbesar di dunia.

Airbus mencatat rekor pengiriman 635 unit pesawat pada tahun 2015. Sementara itu, Boeing mengirim 762 unit pesawat.

Airbus memperoleh 1.036 pesanan pesawat setelah dikurangi pembatalan, adapun Boeing mencapai 768.

Selama 2 tahun terakhir, Airbus mengalami penurunan jumlah pesanan pesawat, masing-masing 29 dan 46 persen setelah mengalami 2 tahun kuatnya pertumbuhan.

Airbus mengirim 491 unit pesawat seri A320, 10 unit A330, 27 unit super jumbo A380, dan 14 unit XWB A350.

Airbus berharap dapat mengirim lebih dari 650 unit pesawat pada tahun 2016, dengan peningkatan pengiriman pesawat berbadan lebar A350.

Pasalnya, target pengiriman 15 unit pesawat A350 untuk tahun 2015 meleset karena kurangnya perlengkapan untuk kabin, namun setidaknya ada 50 unit pesawat A350 dikirimkan tahun ini.

Belum lama ini, Airbus mengonfirmasi pesanan 3 unit pesawat seri A380 yang merupakan penjualan pertama untuk pesawat berkapasitas 500 kursi ini untuk tahun 2015.

Kabarnya, sang pembeli adalah maskapai penerbangan Jepang, ANA. Airbus pun telah membuka pabrik pertamanya di AS, tepatnya di Alabama pada September 2015 lalu.

Bulan depan, Airbus juga akan membuka fasilitas keduanya di Tianjin, China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

APJAJI Keluhkan Tarif Batas Tas Tiket Pesawat Tak Kunjung Direvisi, Maskapai Bisa Bangkrut

APJAJI Keluhkan Tarif Batas Tas Tiket Pesawat Tak Kunjung Direvisi, Maskapai Bisa Bangkrut

Whats New
Bakal Jalankan Program Penjaminan Polis, LPS: Tugas Berat

Bakal Jalankan Program Penjaminan Polis, LPS: Tugas Berat

Whats New
Menperin Sebut Dumping Jadi Salah Satu Penyebab PHK di Industri Tekstil

Menperin Sebut Dumping Jadi Salah Satu Penyebab PHK di Industri Tekstil

Whats New
Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

Whats New
Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Whats New
Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Whats New
Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Whats New
Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Whats New
Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Whats New
Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Whats New
Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Whats New
Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Whats New
Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Whats New
Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Whats New
Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com