Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Primus Yustisio Apresiasi Dukungan Pertamina ke Rio Haryanto

Kompas.com - 23/02/2016, 11:28 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah banyaknya pro-kontra atas dukungan yang diberikan PT Pertamina (Persero) terhadap pebalap F1 Rio Haryanto, bahkan hingga di arena Senayan, anggota Komisi VI DPR-RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional Primus Yustisio mengapresiasi langkah yang dilakukan BUMN migas itu.

"Saya membaca di sosial media, di manapun, ada diskriminasi yang Anda berikan. Tapi, itu cuma logika. Hati saya berkata, maaf kawan-kawan, yang dilakukan oleh Pertamina ini sesuatu yang menurut saya harus diberikan apresiasi. Mungkin saya tidak sependapat dengan kawan-kawan," kata Primus dalam Rapat Dengar Pendapat bersama direksi Pertamina, Jakarta, Senin (22/2/2016).

Primus pun menjelaskan, memang dukungan seperti itu sudah ada dasar hukumnya, yakni dalam Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Dalam Bab 5 pasal 74 dituliskan jelas, tanggungjawab sosial dan lingkungan merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

Malah, Primus juga menjelaskan apa yang dilakukan Pertamina untuk mendorong anak bangsa yang memiliki bakat, sepatutnya didukung BUMN lain.

"Kenapa tidak BUMN lain seperti bank-bank memberikan dukungan? Saya sendiri tidak yakin saudara Rio nanti berprestasi. Tetapi kan ini brand image yang dibangun," ucap dia.

Banjir kritik 

Dukungan senilai 5 juta Euro atau setara Rp 75 miliar yang diberikan Pertamina kepada Rio Haryanto untuk bisa melaju ke Formula 1 memang mendapatkan banyak kritik dan pertanyaan dari parlemen.

"Mohon dijelaskan landasan hukum terhadap pebalap muda Indonesia, yang akhir-akhir ini ramai, yang namanya Rio Haryanto. Itu Pertamina memberikan 5 juta Euro, atau setara Rp 75 miliar," kata anggota Komisi VI DPR-RI dari Fraksi Partai Golkar, Endang Srikarti Handayani.

Anggota lain dari partai pemerintah berkuasa, yakni Darmadi Durianto bahkan meminta direksi menjelaskan dengan jelas, apa output yang akan diperoleh dengan kocek sebesar itu.

"Apakah hanya mau sok-sokan saja? Berlaga-berlaga doang? Hanya mau terkenal saja? Atau apa output-nya?," kata Darmadi.

Dia pun meminta direksi Pertamina untuk meyakinkan anggota dewan bahwa uang yang dikeluarkan sebesar Rp 75 miliar itu memang efektif.

"Kenapa enggak yang lain? Kenapa bapak tumpahkan begitu banyak uang di saat bapak lagi susah?" kata dia.

Pendapatan anjlok

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto menuturkan, pada 2015 pendapatan BUMN migas itu anjlok hingga 40,34 persen.

Hal ini disebabkan harga minyak mentah dunia yang alami terjun bebas.

"Pada 2015 pendapatan Pertamina sebesar 41,76 miliar dollar AS (audited), dengan laba bersih 1,42 miliar dollar AS. Laba bersih tahun 2015 turun 1,82 persen dibandingkan 2014," ucap Dwi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com