Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gurihnya Bisnis Kacang Mete Beromzet Ratusan Juta

Kompas.com - 28/02/2016, 12:07 WIB
Estu Suryowati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com - Tiga perempuan duduk di bangku pendek, mengelilingi meja bundar berdiameter satu meter. 

Berkilo-kilo kacang mede atau mete menggunung di hadapan tiga perempuan, siap dipilah, diolah, dan dimasak menjadi camilan gurih penggoyang lidah. 

Seperti biasanya siang itu, Masiyah, Irma dan Mola menyortir kacang mete yang didatangkan dari Watulea, salah satu wilayah kelurahan administratif, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara. 

Masyarakat setempat sering menyebut Watulea dengan sebutan Lombe. 

Masiyah tak pernah menghitung berapa kilogram kacang mete mentah yang ia sortir saban hari. 

Yang jelas, dalam sebulan UD Mubaraq, tempat ia bekerja, bisa memproduksi sebanyak 1,7 ton kacang mete matang. 

Cara menyortirnya terlihat mudah. Tapi sebenarnya perlu kehati-hatian dan ketelitian. 

Jika sudah pengalaman, tak sulit untuk membedakan kacang mete dalam tiga tingkatan mutu, yaitu kualitas super, biasa atau sedang, dan yang pecah. 

Adapun kacang mete yang busuk, disingkirkan. 

"Yang super, kalau mentah bersih harganya Rp 95.000 per kilo. Kalau sudah digoreng jadi Rp 130.000," kata Masiyah, pekan lalu di Buton Tengah.

UD Mubaraq tempat Masiyah, Irma, dan Mola bekerja adalah salah satu produsen mete ternama di Kelurahan Lahundape, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. 

Meski proses produksi dari menyortir kacang mete mentah hingga menjadi kacang mete matang dilakukan di Lahundape, namun kacang mete gelondongan atau yang masih berkulit dibersihkan di Lombe. 

Manajer UD Mubaraq, Muhaimin menuturkan, kacang mete gelondongan yang ada di gudang Lombe bisa bertahan sampai bertahun-tahun, asal kelembabannya dijaga. 

Setiap sepekan sekali, bahan baku dari Lombe tersebut dikirim ke Lahundape untuk diolah. 

"Dalam sebulan kami empat kali produksi. Sekali produksi ya rata-rata 400.000 ton," kata Muhaimin. 

Dirintis oleh Laode Mane pada sekitar tahun 1986, UD Mubaraq kini memiliki 15 karyawan tetap, dan 10 karyawan paruh waktu, di mana kebanyakan masih berstatus mahasiswa. 

Menariknya, Muhaimin mengatakan, UD Mubaraq membiayai kuliah mereka.

Estu Suryowati Pekerja UD Mubaraq menggoreng kacang mete mentah menjadi camilan penggoyang lidah di Kendari Sulawesi Tenggara Sabtu (20/2/2016)
Muhaimin bilang, pada awal berdirinya UD Mubaraq, Laode Mane memasarkan sendiri produknya sembali menyelesaikan kuliah. 

Pada saat itu, kata dia, kebiasaan masyarakat mengkonsumsi kacang mete masih rendah. 

"Pada 2007, kami menata administrasi UD Mubaraq, dan menjadi sentra oleh-oleh di Kendari, seiring dengan makin tenarnya kacang mete," kata dia lagi. 

Kini, setiap bulan UD Mubaraq bisa meraup omzet hingga Rp 200 juta. 

Di hari-hari besar, Lebaran, atau ketika ada event nasional di Kendari, omzet UD Mubaraq bisa berlipat ganda menjadi Rp 400 juta dalam sebulan. 

Namun sayangnya, Muhaimin mengaku, saat ini mereka baru bisa mencukupi kebutuhan domestik. 

Kurangnya kapasitas produksi dan akses ke pasar mancanegara menjadi salah satu kendala ekspor. 

Ditambah lagi, kata dia, dalam setahun terakhir ini bahan baku semakin sulit didapat. Kalau pun ada, harganya sudah naik dari kacang mete gelondongan yang tadinya Rp 12.000 menjadi Rp 20.000 per kilogram. 

"Semakin hari makin banyak pedagang dari India yang membeli langsung kacang mete gelondongan, yang menyebabkan pasokan untuk industri rumahan makin sulit," ungkap Muhaimin. 

Kacang mete, sama halnya jenis kacang-kacangan lain, menjadi bahan makanan pokok masyarakat India. 

Tiap tahun, mereka membutuhkan sekitar satu juta ton kacang mete. Akan tetapi, produksi dalam negeri hanya mampu mencukupi separuhnya saja. 

"Sisanya, yang 500.000 ton itu mereka mencari dari negara-negara lain," kata Muhaimin. 

Selain India, negara di kawasan seperti Filipina juga banyak mengambil kacang mete mentah dari Sulawesi Tenggara. 

Dengan kondisi demikian, Muhaimin pun berharap pemerintah memiliki regulasi, agar industri pengolahan kacang mete di Kendari tidak kekurangan bahan baku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ombudsman Minta Seleksi CASN Diundur Setelah Pilkada, MenPAN-RB: Tidak Mungkin Ditunda

Ombudsman Minta Seleksi CASN Diundur Setelah Pilkada, MenPAN-RB: Tidak Mungkin Ditunda

Whats New
IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

Whats New
Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Whats New
Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Whats New
Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com