Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi VII DPR Restui Pemerintah Cabut Subsidi Solar

Kompas.com - 17/03/2016, 17:05 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI memberikan lampu hijau kepada pemerintah terkait wacana pencabutan subsidi solar.

Subsidi solar bisa dicabut, asalkan kesejahteraan masyarakat miskin tetap diperhatikan.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Fadel Muhammad, Jakarta, Kamis (17/3/2016) ketika dikonfirmasi sikap parlemen terkait wacana pencabutan subsidi.

"Kemarin kami sudah panggil Menteri (ESDM). Dan Menteri sudah menjelaskannya (rencana pencabutan subsidi). Kami minta sama beliau, tidak apa-apa kalau mau dipangkas. Tapi jangan sampai mengganggu orang miskin. Mereka harus tetap menjadi perhatian kita. Jangan dipangkas begitu saja," kata Fadel.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negar (APBN) 2016, subsidi solar ditetapkan dengan skema tetap (fixed subsidy) sebesar Rp 1.000 per liter, dengan kuota mencapai 16 juta kiloliter (KL).

Ketika dikonfirmasi, apakah yang akan dilakukan adalah pemangkasan nilai subsidi atau kuotanya, Fadel menuturkan bisa saja kombinasi keduanya.

Yang penting, kata dia, konsumen tertentu masih bisa membeli solar dengan harga yang lebih murah dari mayoritas.

"Saya kira, kita bikin kombinasi saja. Sehingga pada akhirnya untuk kepentingan industri masih tertolong, dan nelayan kecil juga masih ter-cover," kata dia.

Kemenkeu/M Fajar Marta Subsidi Energi dalam APBN 2016

Sebagai informasi, pemerintah memang tengah mengkaji penurunan belanja, termasuk belanja subsidi tahun ini.

Hal tersebut merupakan buntut proyeksi melesetnya penerimaan negara akibat anjloknya harga minyak dunia.

Untuk diketahui, penerimaan dari sektor migas sendiri ditaksir tidak akan mencapai target.

Pada tahun ini penerimaan sektor migas diperkirakan hanya mencapai 12,86 miliar dollar AS, lebih rendah dari target dalam APBN 2016 yang sebesar 14,99 miliar dollar AS.

Kompas TV Premium dan Solar Turun Harga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com