Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakrie Telecom Rugi, Dua Perusahaan Ini Bisa Kena Dampaknya

Kompas.com - 18/03/2016, 19:30 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten telekomunikasi PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mengalami kesulitan keuangan dengan memposting nilai kerugian hingga Rp 3,65 triliun di kuartal III 2015.

Akibatnya, perseroan terpaksa menjelma menjadi pemain aplikasi Esia Talk. Perseroan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena ingin fokus bermain di aplikasi.

Kabarnya, perseroan hanya mempertahankan 50 karyawannya dari semula sekitar 500 karyawannya untuk menjalankan Esia Talk. Sayangnya, proses PHK yang berjalan mulus dinodai dengan kasus pembayaran pesangon yang belum tuntas.

Banjir keluhan korban PHK Bakrie Telecom memadati akun Facebook dan Twitter pribadi milik Komisaris Utama Bakrie Telecom, Anindya Bakrie. Di Twitter, keluhan eks karyawan perseroan ini menggunakan tagar #bakrietelecom.

Mereka menagih janji pembayaran cicilan pesangon yang belum dibayarkan. Sementara Anindya tidak menjawab satupun keluhan mantan karyawannya tersebut di semua media sosialnya.

Belum beresnya urusan pesangon disebabkan belum kelarnya proses restrukturisasi keuangan.

Berdasarkan paparan kinerja perseroan di kuartal III 2015, pemicu utama dari kerugian pemilik merek dagang Esia ini adalah beban perusahaan, rugi dari selisih kurs, ditambah dengan turunnya pendapatan.

Di luar polemik pembayaran pesangon tersebut, kerugian Bakrie Telecom juga berdampak pada setidaknya dua perusahaan yang menjadi mitra perusahaan keluarga Bakrie ini.

Smartfren

Pertama, pada mitra penyedia jaringan  yakni PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Sekadar informasi, pasca frekuensi 850 Mega Hertz (MHz) dikembalikan ke pemerintah, alokasi frekuensi diberikan ke Smartfren oleh negara.

Setelah itu, Bakrie Telecom menyewa kapasitas jaringan ke Smartfren Telecom dengan biaya sewa sebesar Rp 30 miliar per bulan untuk jangka waktu sewa tiga tahun. Sewa tersebut juga dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan bersama.

Bakrie Telecom juga memiliki sekitar 6% saham Smartfren Telecom sebagai bagian dari konsekuensi kedua operator bersinergi menggelar layanan 4G berbasis Frequency Division Duplexing Long Term Evolution (FDD-LTE) di 800 MHz.

Namun, Presiden Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys, enggan berkomentar mengenai estimasi kerugian perusahannya terkait perjanjian sewa kapasitas jaringan dengan Bakrie Telecom.

"Hubungan kami biasa saja. Business is business. Kami tidak mau terlibat mengomentari hubungan antara karyawan dengan employernya. Sebaiknya (perjanjian sewa) jangan dikaitkan dengan urusan internal mereka," papar Merza ketika dikonfirmasi oleh Kompas.com, Jumat (18/3/2016).

Dia juga enggan mengomentari terkait arus pembayaran dari Bakrie Telecom. Dia  mengaku belum melihat secara detil.

"Saya harus cek dulu ke keuangan. Tetapi kalau layanannya masih jalan, artinya bayar sewa masih aman itu," tambah dia.

Solusi Tunas Pratama

Kedua, pada mitra penyedia menara telekomunikasi, yakni PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).

Sebelumnya, analisis lembaga pemeringkat Fitch Ratings mengkaji bagaimana kinerja keuangan dari emiten menara tersebut sejak 2014 dipengaruhi oleh Bakrie Telecom yang tidak membayar sewa menaranya.

Sebab hingga akhir September 2014, Bakrie Telecom berkontribusi terhadap 15 persen dari pendapatan Solusi Tunas Pratama year-to-date dan memiliki utang kepada emiten tersebut sekitar Rp 489 miliar.

Sementara emiten menara telekomunikasi lain, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Protelindo, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), memiliki eskposur lebih rendah terhadap Bakrie Telecom. masing-masing 3 persen dan 4 persen dari pendapatan.

Per Desember 2014, kreditur dari Bakrie Telecom menyetujui rencana restrukturisasi yang mengizinkan 70 persen dari utang untuk dikonversi menjadi saham Bakrie Telecom. Sementara sisanya, 30 persen untuk dibayarkan selama periode lima sampai tujuh tahun.

Sementara analisa keuangan dari Fitch mengasumsikan tidak ada kas yang diperoleh dari Bakrie Telecom.

Esia Talk

Bagaimana nasib Bakrie Telecom kedepan masih belum jelas terlihat. Namun yang pasti, saat ini perseroan fokus menggenjot aplikasi perpesanan Esia Talk sebagai mesin pendapatan di era data.

EsiaTalk merupakan aplikasi untuk melakukan dan menerima pangilan suara dan pesan. Aplikasi yang  dirilis di kuartal III 2015 telah memiliki lebih dari 200.000 pengguna aktif.

Untuk mendorong kinerjanya, Bakrie Telecom juga menambah anggota direksi baru yaitu Taufan Eko Nugroho Rotorasiko sebagai Wakil Direktur Utama. Pengalaman Taufan di beberapa perusahaan teknologi multi nasional dipandang akan membawa angin segar bagi perseroan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com