Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Pesawat Turbulansi Hebat, Jalur Penerbangan Berpeluang Diubah

Kompas.com - 09/05/2016, 15:43 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membuka peluang mengubah sejumlah jalur penerbangan.

Hal itu menyusul terjadinya turbulensi hebat dua maskapai yakni Etihad Airways EY-474 dan Hong Kong Airlines CRX-6704/ HX-6704 pada pekan lalu.

"Kemenhub (bisa) membuat jalur baru jika ada CAT (Clear Air Tubulence) atas info dari Pilot," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Suprasetyo kepada Kompas.com, Jakarta, Senin (9/5/2016).

Meski begitu, Kemenhub tidak begitu saja mengubah jalur penerbangan. Sebab hal itu menunggu laporan atau info dari para pilot terkait jalur mana saja yang sering terjadi turbulensi hebat.

Seperti diketahui, Etihad Airways EY-474 dan Hong Kong Airlines CRX-6704/ HX-6704 pada pekan lalu. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), turbulansi hebat yang dialami dua pesawat tesebut disebabkan faktor cuaca.

"Kombinasi dari gelombang dekat Pegununngan Bukit Barisan di Sumatera bagian selatan dan Awan CB (Cumulonimbus) di sekitar jalur penerbangan EY-474," tulis BMKG dalam situsnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Citra satelit jenis awan saat pesawat Hong Kong Airlines HX-6704 mengalami turbulensi, pukul 02.40 WIB. Warna merah menunjukkan awan Cumulonimbus

 

Sementara dalam kasus Kong Airlines CRX-6704/ HX-6704, BMKG mengungkapkan bahwa turbulensi diindikasikan akibat peningkatan perbedaan kecepatan angin.

“Hal ini menyebabkan perbedaan arah dan kecepatan angin yang besar yang berpotensi pada kejadian turbulensi,” tulis BMKG.

Saat dihubungi Kompas.com, Kapala Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan dan Maritim BMKG Syamsul Huda mengungkapkan, langit Indonesia sedang ditumbuhi awan vertikal yang bisa menimbulkan turbulensi pesawat.

"Banyak pertumbuhan awan vertikal cumulus (Cu), cumulonimbus (Cb)," kata Syamsul Huda.

Menurut Syamsul, pertumbuhan awan Cu dan Cb tidak hanya terjadi di wilayah Sumatera atau Kalimantan saja, namun terjadi hampir diseluruh wilayah Indonesia. Hal ini tidak terlepas lantaran periode pancaroba atau peralihan musim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menperin Sebut Dumping Jadi Salah Satu Penyebab PHK di Industri Tekstil

Menperin Sebut Dumping Jadi Salah Satu Penyebab PHK di Industri Tekstil

Whats New
Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

Whats New
Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Whats New
Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Whats New
Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Whats New
Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Whats New
Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Whats New
Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Whats New
Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Whats New
Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Whats New
Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Whats New
Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Whats New
Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Whats New
Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Whats New
Luhut Bantah Negara Tak Mampu Biayai Program Makan Siang Gratis

Luhut Bantah Negara Tak Mampu Biayai Program Makan Siang Gratis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com