Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Penyebab, Sejumlah Pilot Lion Air Dirumahkan

Kompas.com - 23/05/2016, 15:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pilot Lion Air dirumahkan. Masalah ini muncul karena berbagai sebab, seperti pasar yang sepi dan investigasi terhadap sejumlah pilot yang mogok kerja beberapa waktu lalu.

Direktur Umum Lion Group Edward Sirait ketika dikonfirmasi di Jakarta, Minggu (22/5/2016), mengakui, memang saat ini ada beberapa pilot yang sedang diinvestigasi karena disangka sebagai pelopor aksi mogok beberapa waktu lalu.

"Namun, jumlahnya tidak banyak. Ini upaya pembinaan yang sedang kami lakukan. Kalau di-grounded, pasti ada surat keputusannya. Dan saya tegaskan, jumlahnya tidak banyak. Pilot-pilot yang ikut mogok sudah terbang sebagian," tutur Edward.

Informasi yang dikumpulkan Kompas menyebutkan, semula jumlah pilot yang dirumahkan sekitar 40 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 18 orang dirumahkan karena melakukan tindakan indisipliner.

Direktur Operasi Daniel Putut menjelaskan, ada sejumlah penyebab. Beberapa penyebab adalah adanya investigasi, pasar yang sepi menjelang puasa, dan pesawat yang harus dirawat.

Semua itu menyebabkan Lion Air mengurangi 216 frekuensi penerbangan ke Kementerian Perhubungan.

"Pengurangan frekuensi penerbangan itu karena saat ini kondisi pasar sedang sepi. Pengurangan frekuensi ini hanya berlaku satu bulan dan akan segera diaktifkan kembali menjelang Lebaran," ujar Edward.

ICAO

Semua pihak yang menjadi pemangku kepentingan penerbangan Indonesia harus mendukung pemerintah untuk duduk di Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO). Oleh karena itu, semua keputusan pemerintah dan aturan yang ada harus dipatuhi.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto mengatakan, Kadin mendukung ketegasan Kementerian Perhubungan dalam kasus penundaan (delay) penerbangan pesawat Lion dan kesalahan penurunan penumpang internasional di terminal domestik.

"Duduk sebagai anggota Dewan ICAO adalah keinginan kita bersama agar kita bisa berperan dalam kebijakan-kebijakan penerbangan dunia. Oleh karena itu, semua kebijakan, tindakan, operasional, dan sebagainya harus mencerminkan kita siap sebagai anggota Dewan ICAO," tutur Carmelita.

Dia mengatakan, selama ini banyak pihak meminta pemerintah untuk tegas menegakkan regulasi. Kelalaian Lion Air menurunkan penumpang internasional di terminal domestik bukanlah pelanggaran sepele. Ini karena kejadian tersebut membuat penumpang internasional lolos begitu saja dari pemeriksaan imigrasi dan pemeriksaan lain yang diperlukan.

"Sementara kalau kita masuk ke negara lain, pemeriksaannya sangat ketat sampai harus membuka sepatu dan membongkar barang. Sekarang ancaman teroris sudah sangat nyata. Jika tidak ada ketegasan, akan sangat berbahaya," kata Carmelita.

Direktur AirNav Indonesia Bambang Tjahjono menyatakan, industri penerbangan merupakan sektor yang padat regulasi dan tidak menoleransi kesalahan. "Untuk safety, harus zero tolerance," ujarnya.

Apalagi, lanjut Bambang, pemerintah sedang berupaya agar Indonesia masuk dalam kategori I Federal Aviation Administration (FAA). Saat ini posisi Indonesia masih berada dalam kategori II. (ARN)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Anggaran untuk Penjaminan Utang Kereta Cepat? Ini Kata Dirut PT PII

Berapa Anggaran untuk Penjaminan Utang Kereta Cepat? Ini Kata Dirut PT PII

Whats New
5 Cara Menggunakan Kartu Kredit dengan Bijak

5 Cara Menggunakan Kartu Kredit dengan Bijak

Spend Smart
PLN Bakal Terapkan Teknologi Peyimpanan Karbon pada 19 PLTU Batu Bara

PLN Bakal Terapkan Teknologi Peyimpanan Karbon pada 19 PLTU Batu Bara

Whats New
Tiket Kereta untuk Libur Akhir Tahun Baru Terjual 30 Persen, Ini Penyebabnya

Tiket Kereta untuk Libur Akhir Tahun Baru Terjual 30 Persen, Ini Penyebabnya

Whats New
Menyoal Perhubungan Darat Kemenhub sebagai Regulator Kapal Penyeberangan

Menyoal Perhubungan Darat Kemenhub sebagai Regulator Kapal Penyeberangan

Whats New
Harga Cabai Tembus di Atas Rp 100.000, Cek Harga Pangan Jakarta Hari Ini 8 Desember

Harga Cabai Tembus di Atas Rp 100.000, Cek Harga Pangan Jakarta Hari Ini 8 Desember

Whats New
Permudah ASN Berhaji dan Umrah, Bank BJB Syariah Gaet Pemkab Pandeglang

Permudah ASN Berhaji dan Umrah, Bank BJB Syariah Gaet Pemkab Pandeglang

Whats New
Pentingnya Keseimbangan dan Kebahagiaan Hidup, Shopee Hadirkan Promo Self-Care

Pentingnya Keseimbangan dan Kebahagiaan Hidup, Shopee Hadirkan Promo Self-Care

Whats New
Mayora dan Indofood Dorong Startup Pangan Berkelanjutan

Mayora dan Indofood Dorong Startup Pangan Berkelanjutan

Whats New
Akselerasi Upsus LTT Padi Nasional 2023, Kementan Ajak Petani Percepat Masa Tanam

Akselerasi Upsus LTT Padi Nasional 2023, Kementan Ajak Petani Percepat Masa Tanam

Whats New
Gelar Rapimnas 2023, Kadin Indonesia Fokus pada Pemilu Damai dan Pertumbuhan Ekonomi Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Gelar Rapimnas 2023, Kadin Indonesia Fokus pada Pemilu Damai dan Pertumbuhan Ekonomi Menuju Visi Indonesia Emas 2045

BrandzView
11 Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekonomi

11 Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekonomi

Whats New
OJK Isyaratkan Kembali Buka Pendaftaran Pinjol Baru untuk Sektor Produktif

OJK Isyaratkan Kembali Buka Pendaftaran Pinjol Baru untuk Sektor Produktif

Whats New
Usaha Rintisan, Ekspansi atau Tidak di Tahun Politik?

Usaha Rintisan, Ekspansi atau Tidak di Tahun Politik?

Whats New
Kemenhub Masih Kaji Perpanjangan Rute LRT Jabodebek sampai Bogor

Kemenhub Masih Kaji Perpanjangan Rute LRT Jabodebek sampai Bogor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com