JAKARTA, KOMPAS.com - PT Home Credit Indonesia, perusahaan pembiayaan berbasis KTP, menargetkan total pembiayaan pada 2016 sebesar Rp 1,5 triliun. Nilai itu naik tiga kali lipat dari realisasi pembiayaan tahun lalu sebesar Rp 530 miliar.
Chief Executive Officer Home Credit Indonesia Jaroslav Gaisler mengatakan, untuk mencapai target tersebut perusahaannya akan memperluas cakupan operasi, serta terus meningkatkan inovasi produk yang bisa dibiayai.
"Selain itu, kami juga memperluas jaringan ritel-ritel pada saat ini sehingga kami yakin bisa mencapai angka tersebut," kata Gaisler, di Jakarta, Rabu (22/6/2016).
Dia menambahkan, Home Credit Indonesia mempunyai tiga program yang mendorong pencapaian target itu.
Yakni program kredit 0 persen untuk pembelian elektronik di Electronic Solution, promo voucher sebesar Rp 150.000 untuk konsumen, dan program cicilan 10 bulan dengan bunga 10 persen.
"Hingga Mei ini kami sudah keluarkan pembiayaan sebesar Rp 500 miliar, yang jumlah naik 50 persen dibandingkan Mei tahun lalu yang sebesar Rp 250 miliar," ucap Gaisler.
Nilai pembiayaan naik dikarenakan naiknya produktivitas pembiayaan selama tahun ini. Dari sisi jumlah, sebanyak 60 persen pembiayaan masih dirajai oleh produk handphone.
"Kalau pembiayaan macet, atau Non Performing Financing (NPF) kami per April sebesar 0,7 persen. Dari sisi pendanaan kami masih gunakan dana dari Home Credit pusat sebesar Rp 880 miliar," jelas Gaisler.
(Baca: Kompetisi Ketat, Perusahaan Pembiayaan Enggan "Gunting" Bunga Kredit)