"Kalau naik mobil bisa mampir-mampir. Macet, cari jalan lain. Kalau enggak gitu namanya enggak mudik," lanjut bapak itu.
Jonan tidak menyalahkan persepsi bapak itu. Baginya persoalan mudik tidak hanya soal sarana dan prasana saja, tapi juga soal perspektif budaya.
Mantan Direktur Utama KAI itu bahkan punya pengalaman pribadi berhadapan dengan penjaga rumahnya yang memilih pulang kampung naik motor. Padahal, risikonya besar.
Jonan sudah menawarkan tiket kereta untuk mudik, namun sang penjaga rumah tetap ingin pulang ke kampung halamannya naik motor.
Berangkat dari hal di atas, pendekatan budaya kepada masyarakat memang penting. Setidaknya, persepsi mudik dengan kendaraan pribadi tidak lagi jadi perspektif yang dominan. Sebab, sebaik apapun sarana dan prasana transportasi yang ada nantinya, bisa jadi sia-sia bila masyakarat tetap menganggap kendaraan pribadi jauh lebih baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.