Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerapan "Smart City" Butuh Kolaborasi Bersama

Kompas.com - 29/08/2016, 13:50 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Penerapan "smart city" di Indonesia membutuhkan kolaborasi dari semua pemangku kepentingan bukan kompetisi. Dengan demikian, dapat terwujud masyarakat yang Indonesia yang cerdas.

“Untuk mencapai kemajuan yang lebih pesat dalam mendukung terwujudnya Indonesia cerdas, dibutuhkan suatu organisasi atau kolaborasi yang menghimpun berbagai stakeholder baik dari industri, pemerintah, pendidikan, komunitas maupun masyarakat yang melibatkan kota-kota di Indonesia,” kata Ketua Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC) Suhono Harso Supangkat dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/8/2016).

Embrio dari APIC adalah Forum Smart Indonesia Initiatives. Komunitas ini menghelat Forum Smart City Ke-2 pada tanggal 20-21 Juli 2016 di Surabaya.

APIC dibentuk karena dirasa perlu adanya kehadiran organisasi atau kolaborasi yang merangkul berbagai stakeholder baik dari industri, pemerintah, pendidikan, komunitas maupun masyarakat yang melibatkan kota-kota di Indonesia.

Hasil pertemuan di Surabaya adalah “Surabaya Smart City Statement." Salah satunya soal perlunya kolaborasi seperti yang saya utarakan di atas.

"Selain itu diajukan pengembangan  model Smart City Garuda sebagai acuan awal pengembangan Kabupaten, Kota dan Desa cerdas yang perlu terus di kembangkan untuk acuan pembangunan Indonesia Cerdas,” kata Suhono.

Dia mengungkapkan, ekosistem yang terdiri dari sumber daya manusia, tata kelola, dan teknologi yang mencukupi sangat dibutuhkan untuk mewujudkan Desa, Kabupaten, Kota, dan Provinsi yang cerdas.

Implementasi solusi cerdas dimulai dari penyelesaian masalah yang kecil, namun dilakukan secara tepat dan didukung oleh segenap stakeholder daerah.

Solusi-solusi ini diimplementasikan secara strategis, bertahap dan berkesinambungan.

“Ini perlu kami buat peta jalan di tingkat Desa, Kabupaten, Kota, Provinsi maupun Nasional,” kata dia.

Dia menambahkan, pembangunan infrastruktur jaringan Informasi dan sektor kota yang efisien dan efektif melalui penggunaan berbagi infrastruktur, merupakan syarat mutlak di dalam mewujudkan kota cerdas.

Selain itu perlu adanya arahan pemerintah melalui regulasi kota, kabupaten, desa, provinsi cerdas perlu diperjelas melalui partisipasi para pemangku kepentingan.

Sementara anggaran untuk pembangunan kota cerdas perlu disiapkan dengan baik oleh pemerintah dan swasta melalui regulasi yang jelas dan mudah dilaksanakan.

“Untuk efektifitas, saling beroperasi (interoperability) dan keberlangsungan dalam pembangunan ekosistem cerdas secara nasional diperlukan standardisasi dengan kandungan lokal yang maksimal ,melalui kebijakan yang berkualitas,” lanjut dia.

Secara terpisah, Direktur Enterprise dan Business Service PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Muhammad Awaluddin yang masuk dalam Kompartmen Smart Citizen di APIC menyatakan, memang sudah saatnya mengurangi kata berkompetisi untuk membangun negeri.

“Kurangi kata berkompetisi, perbanyak kata berkolaborasi karena semua demi satu smart city Indonesia,” tutupnya.

Kompas TV Seperti Apa Cara Kerja "Jakarta Smart City"?


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com