Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Komoditas Anjlok, PTPN IX Andalkan Bisnis Tanaman Kayu

Kompas.com - 14/09/2016, 05:41 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

BAWEN, KOMPAS.com - Sejak harga komoditas terus merosot sejak 2014, seluruh sektor usaha perkebunan di Indonesia sedang mengalami masa-masa sulit, bahkan bisa dibilang tengah mengalami masa berduka.

Administratur PT Perkebunan Nusantara (PTPN IX) Kebun Ngobo, Pudji Lestari mengatakan kondisi ini sebenarnya sudah diantisipasi oleh perseroan dengan terus berupaya meningkatkan daya saing komoditi utama seperti karet, teh dan kopi serta melakukan program efisiensi.

"Pada saat ini seluruh perkebun se Indonesia sedang berduka, karena sejak tahun 2014 harga karet dunia anjlok. Sebelumnnya harganya bagus mencapai Rp 40.000 per kilogram, saat ini hanya Rp 21.000 per kilogram. Padahal harga pokoknya saja sudah sampai diangka Rp 22 ribu, sehingga hitung-hitungannya sudah jatuh," ujarnya, Selasa (13/9/2016).

Mengacu pada prediksi para ekonom, PTPN IX juga telah menyiapkan komoditi alternatif yang akan tumbuh menjadi komoditi unggulan yaitu tanaman kayu.

Menurut Pudji, tanaman kayu sebagai buffer atau penyangga telah disiapkan sejak tahun 2009 melalui program "optimalisasi lahan".

Populasi tanaman kayu yang sudah ditanam sejak tahun 2009 doleh PTPN IX sebanyak 2 juta pohon, terdiri dari pohon sengon, jabon, mahoni, miopsis, suren dan jati.

Pada saat ini luas areal kayu yang dibudidayakan adalah 2.262,63 hektare. Potensi pengembangan kayu ini akan mampu memberikan pendapatan lima tahun kedepan sebesar Rp 294,2 miliar.

Program jangka panjang ini akan diberi tagline dengan "Program Sukses Kayu" dengan sasaran 5 tahun kedepan akan memberikan kontribusi pendapatan 150 miliar per tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Integrasi dan Agregasi, Kunci Optimalisasi Pemanfaatan Gas Bumi di Masa Transisi

Integrasi dan Agregasi, Kunci Optimalisasi Pemanfaatan Gas Bumi di Masa Transisi

Whats New
Bansos Beras Lanjut Setelah Juni? Airlangga: Belum Pernah Dibahas

Bansos Beras Lanjut Setelah Juni? Airlangga: Belum Pernah Dibahas

Whats New
Sepatu Impor dari China Banjiri Pasar RI?

Sepatu Impor dari China Banjiri Pasar RI?

Whats New
BSI Luncurkan Sukuk Berkelanjutan, Simak Imbal Hasil yang Ditawarkan

BSI Luncurkan Sukuk Berkelanjutan, Simak Imbal Hasil yang Ditawarkan

Whats New
InJourney Group Dukung Kelancaran Ibadah Waisak

InJourney Group Dukung Kelancaran Ibadah Waisak

Whats New
Serba Canggih, Luhut Takjub Lihat Kapal OceanXplorer

Serba Canggih, Luhut Takjub Lihat Kapal OceanXplorer

Whats New
BRI Beri Apresiasi untuk AgenBRILink Terbaik

BRI Beri Apresiasi untuk AgenBRILink Terbaik

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja hingga 7 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja hingga 7 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Bos Garuda Beberkan Kronologi Pesawat Terbakar di Makassar

Bos Garuda Beberkan Kronologi Pesawat Terbakar di Makassar

Whats New
Jokowi Turun Tangan Atasi Masalah Bea Cukai, Stafsus Sri Mulyani: Kami Sangat Bersyukur...

Jokowi Turun Tangan Atasi Masalah Bea Cukai, Stafsus Sri Mulyani: Kami Sangat Bersyukur...

Whats New
PT Inerman Gandeng Shanghai Electric Bangun PLTS Terapung di Cilamaya, Siapkan Investasi Rp 20,89 Triliun

PT Inerman Gandeng Shanghai Electric Bangun PLTS Terapung di Cilamaya, Siapkan Investasi Rp 20,89 Triliun

Whats New
Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Whats New
Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Whats New
Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Whats New
PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com