Sebab, ada beberapa negara yang rasio utangnya terhadap PDB di atas 50 persen seperti Filipina. Anehnya, Filipina masuk kategori investment grade menurut S&P.
Lana menilai risiko utang di sektor swasta tidak perlu dikhawatirkan. Sebab, Bank Indonesia sudah mewajibkan korporat melakukan lindung nilai (hedging) jika utang ke luar negeri.
Selain itu, kesuksesan program amnesti pajak juga membuat sumber pendanaan dalam negeri meningkat.
Lana menilai, pernyataan Kyran Curry bisa saja bukan merepresentasikan penilaian S&P untuk audit mereka yang akan dilakukan pada 2017.
Ini artinya, peluang S&P memberi kenaikan peringkat utang Indonesia yang kini masih di BB+ atau spekulatif masih terbuka. (Asep Munazat Zatnika)