Sementara Indonesia yang pertumbuhan ekonominya hanya 5,02 persen pada 2016 justru diberi nilai hijau.
Hal itu disebabkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 hanya 4,79 persen. Di tengah kondisi pelemahan ekonomi global, ucap Enny, pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen sudah sangat baik.
Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi India tidak bisa dibilang buruk meski diberi nilai merah.
Sedangkan untuk perbandingan nilai tukar, Enny juga mengingatkan ada sejumlah negara yang justru sengaja mendepresiasi mata uangnya. Salah satu negara yang melakukannya yakni China.
"Ini kan ukuran-ukuran yang sifatnya indikasi ya, instrumen. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, nilai tukar termasuk rating kita di mata internasional itu baru indikator. Tetapi ukuran lebih kongkrit ya kesejahteraan rakyat," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.