Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Mengaku Sulit Terapkan Harga Eceran Tertinggi untuk Gula

Kompas.com - 20/01/2017, 17:11 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang di pasar merasa kesulitan menerima kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk komoditas gula pasir yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 12.500 per kilogram.

"Agak sulit menerima konsekuensi HET karena memang HET ini diedarkan tanpa ada komunikasi dengan pedagang," ucap Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, Abdullah Mansuri saat berbincang dengan Kompas.com, Jumat (20/1/2017).

Menurutnya, tidak adanya komunikasi terkait kebijakan HET membuat pedagang tidak mengetahui berapa harga gula pasir yang dikeluarkan pabrik.

"Pedagang nggak tahu, pabrik itu mengeluarkan harganya berapa, dan distributor berapa ambil untungnya, kami bisa ambil untung paling lima ratus perak, seribu paling tinggi, kalau harga yang ditetapkan harga Rp 12.500 per kilogram sedangkan sekarang permintaan tinggi dan harga sudah Rp 14.500 per kilogram, ini agak sulit," tambahnya.

Menurutnya, penerapan kebijakan HET tidak adil tanpa ada kesepakatan dan penjelasan kepada pedagang.

"Tidak fair dong kita harus menjalankan kesepakatan dimana kesepakatan itu tanpa menjelaskan ke pedagang dari pabrik itu berapa (harganya), distributor ambil untung berapa, sehingga kami ambil untung berapa," pungkasnya.

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) gula Rp 12.500 per kilogram. Adapun kesepakatan itu dilakukan bersama dengan produsen dan distributor gula dalam negeri.

"Sudah menjadi tugas pemerintah bersama badan usaha milik negara dan sektor swasta untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga barang kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita.

Menurut Mendag, kesepakan tersebut merupakan amanat Presiden Joko Widodo dalam menjaga harga kebutuhan pokok.

"Untuk mencapai target, kami memperpendek jalur distribusi dengan meningkatkan peran serta BUMN, badan usaha milik daerah, dan sektor swasta," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com