Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BKPM Optimistis Kebijakan Trump Tak Turunkan PMA ke Indonesia

Kompas.com - 30/01/2017, 16:29 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Kebijakan "American First" Presiden Amerika Serikat Donald Trump memang tengah menyedot perhatian. Betapa tidak, ada potensi perusahaan-perusahaan negeri Paman Sam bakal pulang kampung dan enggan lagi menanamkan modal mereka di luar negeri, termasuk di Indonesia.

Perusahaan atau investor yang mau berinvestasi ke luar negeri, termasuk ke Indonesia pun bisa jadi mempertimbangkan kembali, dan malah memutuskan untuk membenamkan modal di AS saja.

Di sini, ada kekhawatiran terjadinya tren penurunan investasi (down-trend investment) di beberapa negara. Namun bagi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong, kekhawatiran tersebut bisa diantisipasi dengan dua jurus yakni menjaga iklim investasi tetap atraktif, serta mencari alternatif sumber investasi asing.

Dengan cara ini, ia tak khawatir apabila ada perusahaan AS yang hengkang dari Indonesia atau investasi dari AS turun, gara-gara kebijakan Trump tersebut. “Saya lebih optimistis. Kalau investasi dari AS berkurang, akan diisi yang lain,” kata Thomas di Jakarta, Senin (30/1/2017).

Menurut mantan Menteri Perdagangan itu, secara fundamental, pertumbuhan ekonomi negara-negara emerging market relatif dalam kondisi baik. Perusahaan dari berbagai negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan China umumnya jor-joran berinvestasi di emerging market yang memiliki fundamental ekonomi baik.

“Kalau salah satunya (negara investor) meninggalkan medan, saya yakin ada yang mengisi,” imbuh Thomas. Akan tetapi, meskipun yakin bakal ada yang menggantikan posisi Amerika Serikat, Thomas juga menekankan agar pemerintah tetap menjaga iklim investasi tetap menarik.

Pasalnya, negeri Paman Sam itu menjadi salah satu sumber investor berkualitas tinggi. “Di sektor teknologi dan barang konsumsi, nilai, merek, dan jaringan internasional, mereka sangat tinggi. Makanya, kita harus bekerja keras untuk meyakinkan perusahaan AS (untuk tetap berinvestasi di Indonesia),” kata Thomas.

Sejauh ini, Thomas mengaku belum ada perusahaan AS yang hengkang dari Indonesia, atau ada tanda-tanda relokasi investasi. Dia meminta kepada semua pihak untuk tidak merespons secara berlebihan apa yang akan dilakukan oleh Trump.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com