Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca Aksi Teror, Sektor Pariwisata London Bisa Terpukul

Kompas.com - 24/03/2017, 13:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Aksi teror terjadi di Westminster Bridge di London, Inggris pada Rabu (22/3/2017) lalu. Akibatnya, seorang petugas kepolisian tewas di depan Gedung Parlemen Inggris dan tiga orang lainnya termasuk wisatawas AS juga tewas.

Selain itu, seorang yang diduga sebagai pelaku aksi teror juga tewas. Beberapa korban luka antara lain warga negara Perancis, Rumania, Australia, Korea Selatan, Jerman, Polandia, Irlandia, China, Italia, dan Yunani.

Pada Kamis (23/3/2017), Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyatakan bertanggung jawab atas aksi tersebut. Akan tetapi, ISIS tidak memberikan bukti keterlibatannya.

Insiden ini terjadi di pusat kota London yang merupakan destinasi wisata populer. Di kawasan itu, para wisatawan biasa berfoto di sekitar Big Ben dan Gedung Parlemen.

Aksi teror tersebut dipandang bakal memberikan dampak besar terhadap industri pariwisata London, apalagi sebentar lagi musim panas akan tiba.

Setiap tahun, ibukota Inggris tersebut menyambut 20 juta wisatawan dan menjadikannya satu dari tiga destinasi yang paling banyak dikunjungi di dunia.

Destinasi populer dunia lainnya, yakni kota Paris, telah terpukul akibat serangan teror pula. Beberapa wisatawan kini memilih untuk menunggu dan menunda pemesanan tiket penerbangan mereka ke London.

Adapun beberapa wisatawan lainnya bisa saja membatalkan perjalanan mereka atau menghindari kota tersebut.

"Saya rasa kita akan menghadapi situasi yang jelas dan logis di mana wisatawan akan mengubah rencana perjalanan mereka," ungkap Olivier Jager, CEO perusahaan analisis wisata ForwardKeys seperti dikutip dari CNN Money, Jumat (24/3/2017).

Jager menyatakan, butuh waktu beberapa hari untuk membuktikan aksi teror baru-baru ini memberikan dampak pada sektor wisata di London. Menurut dia, para wisatawan akan terbiasa dengan kondisi ini, yang kerap terjadi di belahan dunia lainnya.

Dalam setahun terakhir, belanja wisatawan di London meningkat dengan pesat, yakni lebih dari 7 persen menjadi hampir 20 miliar dollar AS pada tahun 2016. Hal ini berdasarkan data Mastercard.

Industri pariwisata London diuntungkan dengan depresiasi nilai tukar poundsterling secara tajam pasca referendum keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit. Kondisi ini membuat kunjungan ke Inggris menjadi lebih murah.

Sektor pariwisata menyumbang 500.000 tenaga kerja di London. 

(Baca: Kutuk Aksi Teror London, Jokowi Serukan Kerja Sama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Jalankan Program Penjaminan Polis, LPS: Tugas Berat

Bakal Jalankan Program Penjaminan Polis, LPS: Tugas Berat

Whats New
Menperin Sebut Dumping Jadi Salah Satu Penyebab PHK di Industri Tekstil

Menperin Sebut Dumping Jadi Salah Satu Penyebab PHK di Industri Tekstil

Whats New
Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

Whats New
Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Whats New
Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Whats New
Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Whats New
Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Whats New
Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Whats New
Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Whats New
Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Whats New
Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Whats New
Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Whats New
Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Whats New
Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Whats New
Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com