Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Darmin Minta Mendag "Jewer" Kartel Importir Bawang Putih

Kompas.com - 02/06/2017, 14:10 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution meyakini ada yang tak beres dari tata kelola bawang putih. Buktinya, harga bawang putih melonjak tinggi sehingga berdampak kepada angka inflasi.

"Kalau (harga) bawang putih memang ada yang tidak benar. Itu harus dibereskan," ujar Darmin di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat (2/6/2017).

Saat ini ada pihak-pihak yang memainkan pasar bawang putih. Pihak tesebut adalah para importir nakal yang menguasai pasokan bawang putih yang terlalu besar.

Ia lantas meminta Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita untuk membereskan persoalan dominasi importir yang membuat harga barang putih melonjak dan memberatkan masyarakat.

"Importirnya memang ada yang terlalu besar dan menguasai suplainya. Biar Mendag-lah yang berurusan dengan importir itu," kata Darmin.

Sebelumnya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyebutkan, ada dominasi importasi bawang putih yang dilakukan oleh segelintir pengusaha. Dari puluhan importir, sebanyak 20 importir diantaranya terkonsentrasi pada enam perusahaan.

Bahkan, ada satu perusahaan yang menguasai 50 persen dari volume impor bawang putih.

Mendag menegaskan tidak akan segan memberikan sanksi kepada grup perusahaan yang diduga melakukan kartel bawang putih.

"Yang pertama tentu kita bekukan dulu (izin impornya) sampai dapat ketentuannya. Baru kemudian kalau memang (terbukti) bersalah kita cabut tentunya (izin impornya)," kata Mendag.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com