Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Duka Calo Jasa Tukar Uang Receh dan Desain Baru

Kompas.com - 22/06/2017, 19:06 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu hal yang kerap muncul selama bulan Ramadhan hingga jelang Idul Fitri adalah keberadaan inang-inang. Istilah inang-inang ini biasanya digunakan bagi para penyedia jasa penukaran uang kecil dan desain baru.

Ketersediaan uang kecil dan tunai merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang harus dapat dipenuhi selama bulan Ramadhan. Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) menyediakan jasa penukaran uang kecil di sejumlah tempat.

Nah, inang-inang ini memanfaatkan kesempatan di lokasi-lokasi penukaran uang tersebut. Contohnya saja, di Lapangan Eks IRTI Monumen Nasional beberapa waktu lalu. Para inang-inang yang kebanyakan perempuan paruh baya memakai topi dan tas selempang dengan membawa beberapa gepok uang kertas itu sudah menawarkan jasanya dari sejak di pintu masuk Monas.

"Pak, uang barunya.. Mending beli di sini, sama saja daripada antre lama di sana," kata seorang inang-inang kepada seorang calon pelanggannya.

Saat itu, warga terlihat antusias menukarkan rupiah mereka dengan uang satuan kecil dan desain baru. Waktu baru menunjukkan pukul 09.00, tapi antrean penukaran uang BI sudah mengular hingga area parkiran IRTI Monas. Alhasil, tak sedikit warga yang tertarik menggunakan jasa inang-inang.

Parwati, seorang inang-inang mengaku baru pertama kali menjalani pekerjaan ini setelah diajak oleh tetangganya. Parwati yang merupakan warga Cakung, Jakarta Timur itu tergiur dengan keuntungan yang sudah didapatkan oleh tetangganya tersebut.

"Saya disuruh belajar cari uang katanya. Makanya, saya kerja beginian. Tetangga saya katanya bisa dapat uang sampai Rp 300.000 sehari," kata Parwati kepada Kompas.com. Hanya saja, harapannya itu tak berbanding lurus dengan yang dijalankannya kini.

Ia tak menyangka jika jumlah inang-inang yang menawarkan penukaran uang sangat banyak. Dengan demikian, ia harus bersaing dengan inang-inang lainnya untuk meraih pelanggan.

"Saya juga mesti antre dari Subuh buat tukar uang di BI, ini enggak ada uang palsu nya sama sekali. Antre dari Subuh, baru bisa kerja jam 11, jadi banyak waktu kebuang," kata Parwati.

Dia membawa uang berjumlah Rp 3.700.000 dengan beberapa satuan. Mulai dari pecahan Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000, dan Rp 20.000. Tiap orang yang ingin menukarkan uang padanya, Parwati mengambil untung Rp 20.000.

"Misalnya kalau ada yang mau ambil Rp 200.000 ya bayarnya Rp 220.000. Kalau ada yang tawar jadi Rp 210.000 ya saya tolak, capek antrenya," kata Parwati.

Cerita berbeda datang dari Ronna, inang-inang yang menawarkan penukaran uang di kawasan Kota, Jakarta Barat. Sebelum menawarkan penukaran uang di Kota, dia juga menawarkan penukaran uang di Monas. Hanya saja, penukaran uang di Monas sudah selesai sejak 16 Juni lalu.

Sambil membawa beberapa gepok uang desain baru, Ronna menawarkannya kepada warga yang melintas di wilayah tersebut. Akhir-akhir minggu jelang Lebaran merupakan momen yang paling ramai warga untuk menukarkan uang kecil.

"Apalagi sekarang ada uang baru, jadinya banyak (warga) yang mau nukar uang. Alhamdulillah lah saya bisa Lebaran-an tahun ini," kata Ronna seraya tertawa.

Ronna mengaku sudah tiga tahun belakangan, selalu menjadi inang-inang selama bulan Ramadhan. Tak tanggung-tanggung, ia dapat mengantongi Rp 3.000.000 tiap satu bulan. Namun, tahun ini, ia merasa pendapatannya sedikit berkurang. Meskipun banyak warga yang menukarkan uang baru.

"Yah gimana, setiap saya duduk di kursi di pinggir jalan suka diusir Satpol PP atau Dishub, dibilangnya bikin macet. Jadi suka berantem lagi, saya mesti cari tempat lain lagi," kata Ronna.

Tak hanya itu, Ronna juga kerap "diceramahi" calon pembeli atas pekerjaannya tersebut. "Banyak juga yang bilang saya riba, karena jualan uang. Ya sudah kalau enggak mau beli, ya enggak usah beli, repot banget. Saya cuma mau bantu kalau ada yang mau uang baru, sekarang tuh uang baru masih susah dicari," kata Ronna yang sehari-harinya menjadi ibu rumah tangga tersebut.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng mengatakan, keberadaan inang-inang atau calo ini merupakan masalah klasik yang selalu ada tiap tahunnya. Dia mengatakan, BI berupaya mengantisipasi keberadaan calo tersebut. Jurus BI adalah dengan memperbanyak pelayanan penukaran uang kecil.

"Tahun lalu, BI sendirian (penukaran uang) dan tahun ini sudah kerjasama dengan perbankan, serta ada kas titipan di 77 kota. Jadi kalau orang cari penukaran uang lebih gampang, kami harapkan praktek enggak benar akan terkurangi," kata Sugeng.

Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Suhaedi mengimbau warga untuk tidak menukarkan uang di pinggir jalan. "Kami mengajak masyarakat lakukan penukaran uang kepada BI dan perbankan. Supaya terhindar dari uang palsu dan biayanya juga bisa dihemat untuk Lebaran," kata Suhaedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com