KOMPAS.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri mengatakan, salah satu problem utama dalam dunia ketenagakerjaan yakni ekosistem ketenagakerjaan yang kaku dan rigid.
Karena itu diperlukan transformasi reformasi ketenagakerjaan di masa depan dari sebuah ekosistem ketenagakerjaan yang kaku dan rigid itu menjadi ekosistem yang fleksibel
"Ekosistem fleksibel sangat diperlukan karena dunia industri sudah semakin fleksibel, " kata Hanif Dhakiri seprti dalam keterangan tertulisnya.
Menaker sendiri mengatakan itu saat acara dialog interaktif Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakerkonas) Apindo ke-29, di Kota Batam, Kepulauan Riau, Selasa (2/4/2019).
Untuk itu, Menteri Hanif Dhakiri meminta Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan kalangan serikat kerja memberikan berbagai masukan guna memastikan agar ekosistem ketenagakerjaan lebih fleksibel.
Lebih lanjut, Hanif Dhakiri menjelaskan kakunya ekosistem ketenagakerjaan akhirnya membuat pertumbuhan investasi tidak sesuai harapan.
Sebab investasi yang selama ini datang cenderung padat modal. Padahal Indonesia butuh investasi padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja dan pengangguran
Karenanya, Hanif Dhakiri meyakini bila ekosistem ketenagakerjaan diperbaiki dan direformasi, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh lebih tinggi dari sekarang. yakni 5 persen.
"Empat dari 10 hambatan investasi di Indonesia bidang ketenagakerjaan, semuanya masuk dalam ranah ekosistem ketenagakerjaan. Jadi kalau reformasi ketenagakerjaan kami lakukan, pertumbuhan ekonominya akan lebih besar lagi, " ujarnya.
Sementara itu, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang hadir dalam Rakerkonas tersebut meminta Apindo untuk menjaga keseimbangan hubungan antara pekerja dan pengusaha.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.