BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Gojek

Zaman Now, Cashless Bisa Bantu UMKM Kembangkan Bisnis

Kompas.com - 16/12/2019, 18:07 WIB
Anissa DW,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Berkat perkembangan teknologi pembayaran, masyarakat semakin mudah ketika akan bertransaksi.

Cukup dengan menggunakan uang elektronik, setiap orang bisa membeli apa saja tanpa repot membawa uang tunai.

Melansir laporan Financial Inclusion Insights Indonesia 2018 oleh Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI), sejak peluncuran beberapa layanan fintech dan e-commerce pada tahun 2016, jumlah pengguna uang elektronik melonjak signifikan. Bahkan, hampir seluruh masyarakat dari berbagai kelompok usia mulai menggunakannya.

“Tiga tahun terakhir inilah (penggunaan uang elektronik mulai meningkat), itu berkat adanya e-commerce dan online shopping,” jelas Head Project Manajemen Office SNKI Djauhari Sitorus, seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (14/11/2019).

Semenjak itu, penggunaan uang elektronik sebagai alat transaksi terus menanjak. Bahkan, menurut data Bank Indonesia, pada kuartal IV 2019 pertumbuhannya mencapai 241,2 persen.

Saat ini, terdapat tiga jenis transaksi yang paling sering menggunakan uang elektronik dan dompet digital. Melansir Kompas.com, Senin (15/7/2019), ketiga transaksi itu adalah transaksi retail (28 persen), pemesanan transportasi online (27 persen), dan pemesanan makanan online (20 persen).

Kemudian untuk transaksi e-commerce (15 persen) dan pembayaran tagihan (7 persen).

Seiring dengan perkembangannya, penggunaan uang elektronik untuk transaksi pun sudah merambah ke Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Para pengusaha kerajinan tangan, snack, oleh-oleh, hingga pedagang makanan pun mulai menerapkan pembayaran non-tunai.

Manfaat uang elektronik bagi UMKM

Mengutip Kompas.com Kamis (29/3/2018), ada beberapa manfaat transaksi menggunakan uang elektronik bagi UMKM.

Pertama, waktu transaksi menjadi lebih cepat bagi pelanggan. Sementara bagi pedagang, dapat mencegah antrian panjang, menghemat biaya layanan, dan pembagian kerja lebih efisien.

Selanjutnya, pencatatan transaksi lebih mudah dan sistematis. Pencatatan yang tadinya dilakukan secara manual, otomatis berubah menjadi digital, mulai dari waktu transaksi, hingga jumlah pembayaran dari pelanggan.

Manfaat-manfaat serupa juga yang dirasakan oleh Sulastri, salah satu penjual masakan chinese food di Kantin Plaza, Kampus Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta.

Sulastri yang berjualan sejak tahun 2009 itu, mulai menerapkan pembayaran non-tunai dengan menggunakan platform GoPay, selama dua tahun terakhir.

“Di zaman milenial ini saya harus mengikuti perkembangan zaman. Anak-anak milenial sekarang ini gak seneng pakai cash lagi. Senangnya tinggal klik aja (via aplikasi). Jadi, saya juga harus ngikutin,” ucapnya.

Menurut Sulastri, penggunaan uang elektronik membuat dia lebih mudah menabung setiap hari karena tidak perlu repot-repot datang ke bank untuk menabung.

“Belum lagi, dengan adanya cashback, konsumen jadi lebih banyak yang pakai. Saya juga ikut dapat keuntungan dengan mengikuti promo yang ditawarkan GoPay,” ceritanya.

Forum UMKM

Untuk terus membantu pelaku UMKM di Indonesia dalam mengembangkan usahanya, GoPay menghadirkan pelatihan pemanfaatan teknologi uang digital.

Lewat Forum Pedagang Baik, Sulastri bersama sekitar 70 pedagang UMKM lainnya mengikuti sesi pelatihan yang diselenggarakan di Yogyakarta, Selasa (26/11/2019) lalu.

Salah satu sesinya, membahas penggunaan aplikasi GoBiz yang dapat dimanfaatkan oleh semua mitra GoPay, mulai dari kantin hingga restoran untuk mengembangkan bisnis mereka.

GoPay menghadirkan pelatihan pemanfaatan teknologi uang digital untuk para pengusaha UMKM di Indonesia melalui ajang Forum Pedagang BaikDok. GoJek GoPay menghadirkan pelatihan pemanfaatan teknologi uang digital untuk para pengusaha UMKM di Indonesia melalui ajang Forum Pedagang Baik

Head of Micro Merchant GoPay Dewi Yulianti Rosa mengatakan, materi tersebut dirancang berdasarkan pengalaman Gojek beserta ekosistemnya dalam memberdayakan jutaan mitra driver dan ratusan ribu mitra UMKM.

Adapun materi yang dihadirkan terdiri dari tiga pilar yang dirancang khusus untuk para pelaku UMKM. Pertama, pilar baik modal. Lewat pilar ini GoPay menekankan modal soft skill, seperti kemampuan melayani pembeli, pun sangat penting.

Kedua, pilar baik penjualan, yakni pelatihan tentang cara mengelola bisnis yang baik untuk pelaku UMKM.

Terakhir, pilar baik keuangan. Melalui pilar ini, GoPay melatih pelaku UMKM agar dapat mengatur keuangannya dengan baik, termasuk cara memanfaatkan transaksi nontunai serta aset digital mereka secara maksimal.

Sementara itu, Dewi menambahkan, forum tersebut merupakan wujud pendampingan langsung serta wadah yang guyub bagi para pelaku UMKM di Yogyakarta untuk bersama-sama belajar.

“Mengenalkan metode transaksi non-tunai saja tidak cukup, tapi harus diiringi dengan pemahaman mendalam mengenai teknologi digital. Supaya dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan potensi bisnis mereka,” ujar Dewi.

Saat ini, GoPay telah menggandeng hampir 8.000 rekan usaha di Yogyakarta, hampir 96 persen di antaranya merupakan pengusaha UMKM.

Inisiatif GoPay tersebut mendapatkan sambutan positif dari Peneliti dan Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UGM Gumilang Aryo Sahadewo. Menurutnya, pendampingan dan pelatihan dapat membantu pelaku UMKM dalam mengadopsi teknologi dan layanan keuangan digital.

“Forum Pedagang Baik adalah jembatan antara UMKM dengan inovasi dan produk solusi yang telah tersedia di pasar seperti GoFood, GoPay, dan lainnya,” ujar Gumilang.

Pelatihan itu pun dapat memberikan informasi tentang permintaan konsumen, serta mengenalkan teknologi produksi baru untuk meningkatkan produktivitas UMKM.

“Selain itu, forum ini bisa jadi ajang mendengarkan masukan UMKM untuk pengembangan fitur GoPay yang mengakomodasi proses bisnis UMKM, dan memberi pelatihan manajemen keuangan. Forum Pedagang Baik juga merupakan platform kolaborasi usaha dan berbagi informasi antar UMKM serta antara GoPay dan UMKM,” paparnya.

Ke depan, tak hanya di Yogyakarta, GoPay pun memiliki target untuk dapat melatih ribuan rekan usaha mikronya di seluruh Indonesia. Alhasil, lebih banyak lagi pelaku UMKM yang terbantu dan bisa memaksimalkan potensi bisnisnya.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com