Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FOMO Picu Konsumen Jadi Korban Kejahatan Siber, Blibli Kampanyekan VOMO sebagai Solusi

Kompas.com - 06/10/2023, 19:24 WIB
Hotria Mariana,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Kemunculan perilaku fear of missing out (FOMO) di tengah peningkatan tren belanja online menarik perhatian PT Global Digital Niaga Tbk (Blibli). Perusahaan berkode saham BELI ini lantas melakukan analisis dan menemukan fakta mengejutkan dari fenomena tersebut.

Fakta itu adalah FOMO menjadi salah satu penyebab masyarakat Indonesia berisiko tinggi terhadap penipuan online.

Temuan tersebut didapat dari hasil eksperimen sosial gagasan Blibli dengan tajuk VOMO yang merupakan akronim dari verifikasi, observasi, mudah akses info, dan ofisial rekening platform untuk pembayaran. Eksperimen sosial ini dilakukan lewat laman web Vomoshop https://www.vomoshop.com/.

Proyek tersebut digagas Blibli bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Asosiasi Ecommerce Indonesia-idEA, para pemilik merek, serta media massa dan komunitas.

Tujuan proyek itu adalah untuk mengukur potensi penipuan yang bisa dialami masyarakat Indonesia sekaligus mengedukasi literasi berbelanja online yang aman lewat seruan #IngatVOMO. Selain itu, untuk mengetahui tingkat literasi digital dan kesadaran diri pengguna dalam menjaga keamanan siber saat bertransaksi online.

Vomoshop memiliki tampilan layaknya situs belanja elektronik. Di dalamnya terdapat rangkaian iklan digital, penawaran produk dengan harga supermurah, serta laman untuk checkout, tapi menggunakan nomor rekening pribadi yang tidak resmi.

Ketika pengunjung tertarik pada penawaran yang diberikan Vomoshop dan langsung melakukan checkout, ia akan dibawa ke laman edukasi #IngatVOMO.

Tampilan dan mekanisme Vomoshop dirancang sedemikian rupa untuk mencari tahu tingkat literasi digital dan kesadaran diri pengguna dalam menjaga keamanan siber saat bertransaksi online.

4 dari 5 masyarakat Indonesia berpotensi terkena tipu-tipu transaksi online karena FOMO.  Dok. Blibli 4 dari 5 masyarakat Indonesia berpotensi terkena tipu-tipu transaksi online karena FOMO.

Eksperimen sosial itu sejauh ini sudah diikuti oleh 63.000 visitor. Sejumlah fakta menarik pun ditemukan, di antaranya warga Jakarta menjadi jawara korban FOMO dan perempuan menjadi yang paling FOMO kala belanja online.

Dari segi demografi usia, warga usia 25-34 tahun menjadi yang paling mudah terpancing mengunjungi situs, disusul warga usia 18-24 tahun.

Saat dihadapkan pada pilihan checkout produk yang diminati, 4 dari 5 warga ternyata memutuskan checkout belanja. Ini membuktikan mayoritas warga masih rentan terjebak tipu-tipu online akibat FOMO daripada #IngatVOMO.

Temuan tak kalah menarik juga didapat dari hasil kolaborasi Blibli bersama akun Instagram @ecommurz. Hasilnya, sebanyak 1 dari 2 pengikut akun tersebut mengunjungi Vomoshop dan melakukan checkout pada produk incaran tanpa pikir panjang.

Hal tersebut menunjukkan bahwa tipu-tipu online dapat terjadi pada siapa saja, termasuk orang yang dinilai tech savvy. Lebih jauh lagi, temuan ini mengajak para influencer agar bertanggung jawab mengecek kebenaran konten yang dibagikan kepada pengikutnya.

Adapun produk yang paling banyak membuat orang khilaf untuk segera checkout adalah barang-barang elektronik rumah tangga, seperti TV, vacuum cleaner, dan hair dryer kekinian, serta produk gaming.

Keputusan tersebut didorong oleh harga fantastis yang ditawarkan. Hal ini terlihat dari 2 dari 3 visitor tergiur checkout laptop gaming seharga Rp 30 juta yang dibanting menjadi Rp 8 juta.

Bahkan, tingkat ke-FOMO-an masyarakat melonjak 80 persen dengan tambahan info “promo berlaku hanya hari ini saja”. Hanya 7 persen visitor yang berhati-hati dan tidak melakukan checkout karena tidak yakin produk yang ditawarkan orisinal dan tokonya terlihat tidak meyakinkan.

Info promo ?hanya hari ini? tingkatkan ke-FOMO-an masyarakat Indonesia.  Dok. Blibli Info promo ?hanya hari ini? tingkatkan ke-FOMO-an masyarakat Indonesia.

Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kemenkominfo Septriana Tangkary mengapresiasi inisiatif Blibli meluncurkan eksperimen sosial Vomoshop sebagai upaya mengedukasi pelanggan untuk melawan penipuan belanja online.

Berdasarkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM), skor literasi Indonesia pada 2022 sebesar 64,48 dari skala 1-100.

“Angka tersebut masih perlu ditingkatkan dan terus menjadi isu nasional yang butuh perhatian dari berbagai pihak. Upaya yang dilakukan oleh Blibli sejalan dengan langkah kami dalam memperkuat pilar-pilar literasi digital, salah satunya digital safety,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (5/10/2023).

Upaya tersebut, lanjutnya, berguna meningkatkan kesadaran perlindungan dan keamanan data diri sehingga masyarakat Indonesia bisa lebih cermat dan bijak dalam berbelanja online.

Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata Edit Prima menyampaikan, Indonesia sedang menghadapi lonjakan kejahatan siber. Terdapat 1,6 miliar traffic anomalies per Desember 2022 berpotensi menimbulkan kerugian mencapai Rp 14,2 triliun.

Melihat temuan tersebut, ia mengimbau para pelaku industri untuk bersinergi dalam menangani dan meningkatkan edukasi publik terhadap bahaya kejahatan siber.

“Kami mengapresiasi social experiment yang diinisiasi Blibli dan berharap kampanye #IngatVOMO ini dan #JagaRuangSiber dari BSSN dapat menggaung lebih luas. Dengan begitu, kesadaran generasi muda untuk peduli dan bijak dalam menjaga keamanan data pribadi tumbuh. Utamanya, saat berbelanja online,” tutur Edit.

Sementara itu, Ketua Umum idEA Bima Laga menyebutkan, pasar digital Indonesia masih sangat membutuhkan edukasi agar masyarakat bisa menjadi matang dan bijak saat berbelanja secara daring, serta mampu berpikir kritis ketika menemukan kejanggalan yang berpotensi menimbulkan kerugian.

“Kami sangat mengapresiasi Blibli sebagai co-founder idEA yang tak hanya menjalankan bisnis, tapi juga peran dan tanggung jawabnya dalam memastikan terciptanya ekosistem perdagangan yang tepercaya, termasuk melalui inisiatif #IngatVOMO ini,” lanjutnya.

Ia pun berharap, inisiatif Blibli itu bisa membantu meningkatkan kesadaran para pelaku industri dan konsumen dalam memberantas penipuan online. Selain itu, masyarakat juga semakin sadar untuk menjaga keamanan data pribadi.

71 persen masyarakat Indonesia masih khilaf bayar ke rekening pribadi yang tidak resmi. Dok. Blibli 71 persen masyarakat Indonesia masih khilaf bayar ke rekening pribadi yang tidak resmi.

Berdasarkan data simulasi Vomoshop, sebanyak 71 persen korban FOMO sudah mengetahui bahaya transaksi ke rekening pribadi, tapi tetap dilakukan. Oleh karena itu, sebagai upaya menghentikan sekaligus menangkal risiko menjadi korban penipuan online yang dipicu FOMO, Blibli memiliki sejumlah langkah cerdas yang terangkum dalam kampanye #IngatVOMO. Berikut adalah ulasannya.

1. Verifikasi

Pilih marketplace terkenal yang diunduh secara resmi melalui Google Play atau App Store dan memiliki rating > 4.

2. Observasi

Selalu baca deskripsi produk dengan detail, pastikan harga ditawarkan wajar, serta memiliki kebijakan purna jual yang jelas juga garansi retur.

3. Mudah Akses Info

Pastikan platform e-commerce memiliki layanan pelanggan 24/7, dengan kemudahan pemilihan serta lacak pengiriman dan terakhir.

4. Ofisial

Pastikan transaksi pembayaran hanya dilakukan lewat platform, bukan rekening pribadi mitra seller.

Chief of Marketing Officer (CMO) Blibli Edward Kilian S menambahkan, sebagai pelopor omnichannel commerce sekaligus platform gaya hidup tepercaya, Blibli senantiasa menerapkan tata kelola privasi data dan keamanan siber di seluruh layanan serta fitur yang ditawarkan kepada pelanggan.

Komitmen tersebut dibuktikan dengan memenuhi hak belanja pengguna melalui jaminan keaslian produk, pengiriman cepat, hingga gratis ongkos kirim (ongkir), layanan purna jual yang mudah diakses dan pembayaran aman yang terintegrasi.

Dengan eksperimen sosial di Vomoshop, literasi belanja online yang aman diharapkan semakin meningkat dan memperkenalkan Blibli sebagai platform yang dapat memenuhi kebutuhan berbelanja online tanpa tipu-tipu untuk masyarakat Indonesia.

“Kami juga mengapresiasi sinergi antara Kemenkominfo, BSSSN, idEA, mitra seller dan pemilik merek, komunitas digital, serta media massa yang sudah bahu membahu mewujudkan dan menggemakan kampanye VOMO sehingga bisa memberikan dampak lebih,” tuturnya.

Inisiatif eksperimen sosial #IngatVOMO juga merupakan hasil sinergi dan kolaborasi melibatkan sejumlah mitra pemilik merek, di antaranya Acer, Hush Puppies, Melissa, Dreame, TCL, Bioderma, Saff & Co, Polytron, dan Caffino.

Sementara, media massa yang berkontribusi menyukseskan kampanye tersebut terdiri dari Kontan, Kumparan, IDN Times, Kompas.com, dan komunitas Ecommurz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com