Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir: Presiden akan Sambangi China, Bahas Keberlanjutan Proyek Kereta Cepat ke Surabaya

Kompas.com - 15/10/2023, 11:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengunjungi China untuk membicarakan keberlanjutan proyek kereta cepat.

Pasalnya, setelah kereta cepat Jakarta-Bandung diresmikan 2 Oktober lalu, pemerintah berencana memperpanjang rute kereta cepat sampai ke Surabaya, Jawa Timur.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, beberapa topik yang akan dibahas dengan China ialah mengenai infrastruktur, energi, dan perdagangan. 

Termasuk juga akan dibahas mengenai keberlanjutan kereta cepat sampai ke Surabaya.

Selain itu, dalam pertemuan itu pemerintah juga ingin membahas perbaikan struktur kerja sama dalam proyek kereta cepat ini dengan China, baik itu dari sisi kepemilikan hingga bunga utang.

"Kalau di China itu salah satunya memang diskusi lebih mendalam keberlanjutan kereta cepat dari Bandung ke Surabaya, yang studinya sedang dipelajari. Tetapi kita juga ingin terus memperbaiki struktur daripada kerjasamanya apakah kepemilikan, bunga, dan lain-lain," ujarnya saat ditemui di Sarinah, Jakarta, Sabtu (15/10/2023).

Baca juga: Biayanya Bengkak, Inggris Pilih Batalkan Proyek Kereta Cepat

Dia bilang, pembicaraan ini perlu dilakukan untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia yang tentunya akan membutuhkan waktu.

Meski begitu, Indonesia harus memiliki infrastruktur yang memadai untuk menunjang transportasi umum agar dapat meningkatkan daya saing Indonesia dan mendorong perekonomian.

"Karena kalau kita mau menjadi negara maju ya memang infrastrukturnya harus dibangun, apakah jalan tol, kereta api, pelabuhan airport, yang memang pasti akan perlu waktu," ucapnya.

Baca juga: Bocorkan Rute Kereta Cepat Menuju Surabaya, Luhut: Lewati Kertajati, Jogja, Solo...


Dia menyebut, infrastruktur transportasi umum di Indonesia masih kalah jauh dengan negara maju lainnya.

Misalnya seperti Amerika Serikat sudah memiliki jalur kereta api sepanjang 20.000 kilometer sejak 1860 sedangkan saat ini Indonesia hanya memiliki 4.500 kilometer di Pulau Jawa.

Begitupun juga dengan kereta cepat dimana China sudah membangun jalur kereta cepat sepanjang 40.000 kilometer sedangkan Indonesia baru saja meresmikan kereta cepat dari Jakarta ke Bandung sepanjang 104,9 kilometer.

Padahal dengan terbangunnya infrastruktur transportasi umum yang baik, mengurangi polusi udara dan pemborosan bahan bakar minyak, hingga kemacetan yang jika dihitung nilainya mencapai Rp 100 triliun.

"Nah kita kan tinggal pilih, uang Rp 100 triliunnya mau dibakar atau mau diinvestasikan?" kata Erick.

Sebagai informasi, Presiden Jokowi akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Sabuk dan Jalan (BRI Summit) di Beijing, China pada 17-18 Oktober 2023.

Selain dengan China, pemerintah juga akan menemui pemerintah Arab Saudi untuk membicarakan percepatan energi terbarukan, pembangunan infrastruktur, dan perdagangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com