Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Kompas.com - 25/04/2024, 19:55 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan, pihaknya baru menyerap sebanyak 633.000 ton gabah dari petani. Jumlah tersebut setara dengan 329.000 ton beras.

"Sampai dengan hari ini saat ini Bulog mengadaan pengadaan sebanyak 633.000 ton setara gabah atau setara beras 329.000 ton," kata Bayu dalam acara Halal Bihalal Perum Bulog di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Bayu mengatakan, terdapat dua kendala dalam proses penyerapan gabah dari petani yaitu pertama, periode panen yang pendek.

Baca juga: Bulog Serap 120.000 Ton Gabah Lokal Selama Libur Lebaran

Ilustrasi gabah padi yang telah dipanenShutterstock/MA Gallery Photo Ilustrasi gabah padi yang telah dipanen

Ia mengatakan, periode panen yang pendek membuat semua pihak berebut menggunakan mesin pengeringan mengingat cuaca tidak stabil.

"Jadi semua berusaha masuk ke pengeringan atau drying yang dimilki Bulog maupun mitra Bulog, antreannya jadi panjang," ujarnya.

Bayu mengatakan, kendala berikutnya adalah terkait komposisi pupuk yang membuat kualitas gabah menjadi tidak optimal.

"Ini enggak masuk ke tabel ke persyaratan mutu yang telah ditetapkan," tuturnya.

Baca juga: HPP Gabah Naik Jadi Rp 6.000, Bos Bulog: Kita Jadi Patokan Harga untuk Petani

Lebih lanjut, Bayu mengatakan, stok beras Bulog saat ini mencapai 1,4 juta ton. Ia mengatakan, jumlah tersebut masih banyak lantaran pemerintah belum melanjutkan program bantuan pangan.

"Program bantuan pangan belum berjalan masih menunggu update data. Mudah-mudahan minggu ini selesai dan kita salurkan untuk tiga bulan sampai Juni," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com