JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, selama bulan Maret hingga Mei 2024 Indonesia masuk musim panen raya gabah.
Hal ini juga tercermin dengan diserapnya Gabah Kering Panan (GKP) sebanyak 30.000 ton per hari oleh Perum Bulog. Penyerapan itu jauh lebih besar dibandingkan penyerapan gabah rata-rata yang sebelumnya 3 tahun terakhir 20.000 ton.
Lalu, apakah dengan pengadaan dari lokal itu membuat impor beras tetap berjalan?
Baca juga: Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun
Sehingga langkah itu diharapkan bisa menekan harga beras yang tinggi.
“Saat ini terus jalan dan yang paling utama dari kegiatan impor itu sebenarnya bukan hanya sekadar masuknya, tapi komunikasi dengan mereka, memesan barangnya bisa saja kita membuat kontrak sekarang tapi untuk masuk Juli dan Agustus bisa terjadi,” ujarnya usai menyalurkan Bantuan Pangan Beras di Jakarta, Jumat (3/5/2024).
Namun, apabila suatu saat harga beras anjlok dan stok beras pemerintah dalam keadaan yang aman, pengadaan dari luar negeri pun bisa diberhentikan.
Baca juga: Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM
Pemerintah menargetkan jumlah stok beras cadangan pemerintah masuk dalam kategori aman bila mencapai 1 hingga 1,3 juta ton beras.
Adapun saat ini Perum Bulog mencatatkan stok beras pemerintah ada sebanyak 1,6 juta ton. Angka ini merupakan angka stok CBP tertinggi selama 4 tahun sebelumnya.